Selasa, 25 November 2008

Human As The Lifelong Learner

Astri Sulastri Prasasti
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Tahun 2008



PENDAHULUAN

Dunia terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Teknologi buatan manusia mewabah membawa perubahan besar pada semua ranah kehidupan. Pendidikan yang juga merupakan aset berharga yang dimiliki oleh manusia terus berkembang dan memunculkan paradigma baru dalam pentingnya menuntut ilmu. Waktu, pendidikan, pikiran manusia, teknologi, dan peradaban berjalan sejajar beriringan. Demikian juga aspeknya di dunia usaha kerja. Munculnya mesin-mesin dan robot otomatis membuat lapangan kerja yang dibutuhkan manusia semakin berkurang, padahal keharusan memiliki sebuah pegangan penghidupan semakin meningkat. Paradigma yang kini terjadi mempertegas kodrat dan kewajiban manusia untuk belajar atau human as the lifelong learner. Perdana Menteri Tony Blair (dalam Colin dan Malcolm, 2002) menyatakan :

Kita tidak boleh lupa bahwa pendidikan bukan hanya kejadian sekali saja bagi seseorang yang berumur dibawah 18 tahun. Konsensus baru harus didasarkan pada akses yang luas terhadap pendidikan tinggi dan peluang berkesinambungan bagi setiap orang dewasa untuk belajar.

Dalam Islam, kedudukan ilmu sangat tinggi. Kewajiban untuk menuntut ilmu didasarkan pada kodrat manusia untuk selalu mengabdi kepada Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk pengabdian paling nyata kepada Allah SWT. Dalam QS. Adz Dzariat : 56 disebutkan bahwa “Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Maka jelas menjadi seorang lifelong learner bukanlah sebuah keharusan melainkan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Sama dengan kebutuhan primer lain manusia seperti makan dan minum. Tanpa ilmu yang berkembang, eksistensi manusia sebagai khalifah di muka bumi akan terlibas zaman.


ISI

Dasar
Human as the lifelong learner mengandung konsep bahwa manusia selalu menjalani proses belajar selama hidup (lifelong learning), hingga manusia disebut sebagai mesin belajar. Proses belajar memberikan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalani hidup. Dasar utama manusia menjalani fungsi sebagai mesin belajar yaitu adanya perubahan dan kodrat alami manusia. Perubahan terjadi sangat cepat meliputi seluruh aspek kehidupan mulai dari pola pikir manusia, kebutuhan, teknologi, tingkat ekonomi, bahkan peraturan dan gaya hidup masyarakat. Dengan adanya perubahan besar-besaran itu manusia dituntut untuk bisa mengikuti dan menyesuaikan diri. Lifelong learning adalah suatu sikap dan bentuk kebiasaan yang nantinya akan menentukan kesuksesan hidup setiap orang. Adanya perubahan ini merupakan tahap terbaik karena tidak akan ada proses belajar tanpa ada perubahan. Dasar utama kedua yaitu kodrat alami manusia untuk selalu mengabdi kepada Allah SWT. Belajar merupakan salah satu bentuk pengabdian yang nyata. Dengan belajar manusia menggunakan akal yang dimanfaatkan untuk mengeksplorasi sumber daya yang tersedia. Pengeksplorasian bermanfaat bagi kehidupan bumi merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT terkait kewajiban manusia sebagai khalifah, terlebih jika ilmu diimbangi dengan keimanan dan ketakwaan yang terus bertambah. Seperti yang diungkapkan dalam QS. Faathir : 39 yang artinya :

Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi. Barang siapa yang kufur, akibatnya ditanggung sendiri. Kekufuran seorang yang ingkar hanya akan menambah murka Tuhannya. Kekufuran seorang yang ingkar hanya akan menambah kerugian yang besar baginya.

Pada ayat diatas disebutkan agar manusia tidak mengkufuri nikmat Allah. Selain pengabdian, belajar juga merupakan salah satu bukti syukur kepada Allah yaitu dengan memanfaatkan potensi diri berupa akal dan pikiran untuk belajar.


Bagaimana menjadi lifelong learner sejati ?
Banyak alasan melatarbelakangi manusia menjalani lifelong learning. Perkembangan ilmu dan teknologi yang cepat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas hingga perguruan tinggi. Meningkatnya kebutuhan akan pendidikan mengakibatkan terjadinya pergeseran kebutuhan tenaga kerja mengenai standar kemampuan yang dimiliki. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut dibutuhkan peran aktif yang menurut Steinbach (2002) dapat diwujudkan dengan menerapkan ASK, yaitu :
Actively Seek Knowledge (aktif memburu pengetahuan)
Always Seek Knowledge (selalu memburu pengetahuan)
Assertively Seek Knowledge (asertif memburu pengetahuan)
Aggressively Seek Knowledge (agresif memburu pengetahuan)

Perkembangan teknologi termasuk didalamnya teknologi informasi menjadikan penyebaran informasi semakin bebas. Selanjutnya menurut Hancock (2007) para pelajar diharuskan untuk berperan aktif dalam mengelola informasi yang ada yaitu dengan mencari banyak informasi dari berbagai media, mengomunikasikannya agar informasi tersebut mudah dimengerti, mengajukan pertanyaan berhubungan dengan informasi yang didapat, memaksimalkan sumber belajar tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan bermain dan tempat tinggal, merefleksikan apa yang telah dipelajari, yang terakhir bertanggung jawab atas informasi yang telah diperoleh.
Hal lain yang harus dimiliki oleh seorang lifelong learner yaitu adanya motivasi, adannya tujuan yang jelas, sebuah visualisasi pencapaian dan perayaan atas prestasi. Secara sederhana hubungan antara ketiga hal tersebut yaitu manusia harus memiliki motivasi yang mendorong tindakan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Namun dengan motivasi saja usaha tidak akan maksimal, oleh karena itu manusia juga harus melakukan visualisasi pencapaian agar semangat belajar semakin terpompa. Setelah mengerahkan semua daya yang dimiliki, menjadi sangat perlu melakukan perayaan kecil atas setiap prestasi yang telah berhasil kita capai. Hal ini dimaksudkan agar semangat yang ada kembali tumbuh dan terstimulasi untuk kembali meraih kesuksesan.
Colin dan Malcolm (2002) menyebutkan bahwa untuk menumbuhkan semangat kita perlu memikirkan Apa Gunanya Bagiku (AGB). AGB merupakan langkah penting yang pertama harus diketahui oleh seorang pelajar. Tanpa ada alasan positif mengapa kita mempelajari sesuatu maka informasi yang disampaikan akan lebih sulit untuk dicerna. Setelah mengetahui AGB, langkah selanjutnya adalah membuat daftar sukses yang akan dicapai dalam proses belajar. Lalu berikan penegasan terhadap tujuan yang telah disusun dalam daftar sukses tersebut. Penegasan dibutuhkan untuk menumbuhkan sikap positif yang dapat memberikan energi positif kepada pikiran pada proses belajar.
Banyak langkah yang dapat ditempuh agar kegiatan lifelong learning menjadi lebih menyenangkan. Setiap orang memiliki gaya dan cara pandang yang berbeda agar hasil belajar yang diperoleh lebih optimal. Oleh karena itu, gaya belajar perlu dikembangkan dengan baik.

Ciri-ciri Lifelong Learner
Ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya, begitu juga lifelong learner sejati. Menurut Eikenberry (2007) ada beberapa karekteristik yang secara umum dimiliki oleh lifelong learner yaitu :
1. Memiliki pola pikir yang tertata. Dalam melakukan kegiatan termasuk belajar kita harus memiliki pikiran seperti seorang ahli. Pikiran tersebut akan memberi peluang besar untuk menguasai ilmu pengetahuan.
2. Membuat hubungan. Agar pengetahuan dapat berkembang maka diperlukan penguasaan pembuatan hubungan antara informasi yang satu dengan yang lain.
3. Fleksibel dan dapat beradaptasi dengan baik. Belajar adalah akibat adanya perubahan, lifelong learner harus dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.
4. Selalu mempelajari sesuatu. Lifelong learner menyamakan otaknya dengan otot yang harus terus dilatih setiap hari secara rutin.
5. Penuh rasa keingintahuan. Satu dari banyak pertanyaan menakjubkan yang sering dilontarkan oleh seorang lifelong learner adalah `mengapa`. Pertanyaan ini menggambarkan rasa keingintahuan yang besar.
6. Belajar dengan banyak cara. Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk melakukan proses belajar. Namun yang terbaik adalah memadukan berbagai langkah misalnya saja dengan memaksimalkan membaca, mendengar dan berbicara bahkan praktek.
7. Menjadi sumber ilmu. Ada banyak hal yang dapat diperoleh dengan menjadi sumber ilmu. Selain pemahaman lebih mendalam, ilmu pengetahuan yang dimiliki semakin terasah.

Disamping itu, tujuh karakter seorang lifelong learner lebih singkat diungkapkan oleh Smith (2007) yaitu :
1. Memiliki pengetahuan dengan pemahaman mendalam
2. Pemikir kompleks
3. Orang yang kreatif
4. Aktif dalam mencari informasi
5. Pembicara efektif
6. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
7. Pembelajar sendiri yang ulung

Manfaat
Sebenarnya penjelasan rinci mengenai manfaat dari proses belajar tidak diperlukan lagi. Manfaat itu dengan sendirinya akan dirasakan baik oleh pemiliknya sendiri, orang lain bahkan masyarakat secara luas. Orang yang terus menggali ilmu hingga pengetahuannya senantiasa bertambah dari waktu ke waktu akan memperoleh karir dengan prospek gemilang. Meskipun dunia kerja berubah namun dengan ilmu yang terus berkembang tidak akan ada kesulitan untuk beradaptasi dan mengembangkan kemampuan individu baru yang lebih diperlukan. Setelah karir, kemajuan ekonomi yang baik selanjutnya akan mengikuti. Begitu juga dari aspek sosial yang dianggap sebagai sumber ilmu bagi orang lain, secara tidak langsung akan menimbulkan citra diri positif di kalangan masyarakat. Sebagaimana telah diungkapkan Colin dan Malcolm (2002) bahwa kualitas pembelajaran dan kualitas pemikiran kita akan menghasilkan kualitas kehidupan secara langsung. Orang yang berilmu akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat melebarkan kariernya dimana saja atau dengan kata lain menjadi orang yang inovatif.
Manfaat lain yang diperoleh dengan menjadi seorang lifelong learner adalah mendapat keridhaan Allah SWT karena telah menjalankan fungsi sebagai khalifah di bumi. Melakukan pengabdian dan pemanfaatan nikmat akal yang telah dianugerahkan Allah SWT yang sejatinya dibarengi dengan keimanan dan ketakwaan yang meningkat akan membawa manusia mendapatkan kebahagiaan akhirat yang merupakan tujuan akhir dari semua proses belajar. Hanya kepada Allah manusia akan kembali, firman Allah dalam QS. Ali Imran : 145 yang artinya

Tidak seorangpun akan mati kecuali dengan seizin Allah, suatu ketentuan yang terencana. Siapa yang menghendaki pahala dunia Kami akan memberinya. Dan siapa yang menghendaki pahala akhirat Kami akan memberinya. Kami pasti membalas orang-orang yang bersyukur.

So, How then?
Setelah mengetahui langkah-langkah yang diperlukan untuk menjalani misi lifelong learning serta mengetahui karakteristik dan manfaatnya bagi kehidupan manusia, kemudian yang harus dilakukan adalah praktek. Tanpa ada praktek semua ilmu dan pengetahuan akan sia-sia. Gunakan ilmu atau hilang sama sekali dan dengan begitu kita tidak layak disebut sebagai manusia tanpa menjalankan kewajiban dan kodrat seorang manusia untuk belajar. Mulai praktek itu sekarang, disini dan dari diri sendiri. Mempraktekan pengetahuan akan menjadi sama mengasikannya seperti saat mencari dan menyusunnya menjadi suatu informasi yang utuh. Belajar tidak hanya dilakukan pada pendidikan formal semata, pendidikan tidak hanya didapat di bangku sekolah, pendidikan tidak hanya berasal dari guru, Lifelong learning memiliki cakupan lebih luas. Bagaimana dapat memanfaatkan lingkungan untuk belajar semaksimal mungkin dan bagaimana belajar untuk selalu menggali informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan diri sehingga dapat bertahan di dunia global seperti sekarang adalah esensi sesungguhnya pada proses lifelong learning.




SIMPULAN

Menjadi lifelong learner bukan hal yang mudah tetapi juga bukan beban yang memberatkan. Seharusnya lifelong learning tidak lagi dipandang sebagai sebuah kewajiban dan keharusan yang mengikat. Tetapi lebih dipandang sebagai kebutuhan pokok dalam hidup yang tanpanya hidup tidak akan berjalan dengan baik. Kemudian proses belajar yang dijalani sudah semestinya direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari dengan membawa pencerahan bagi orang lain, keluarga serta masyarakat luas. Dampak utama dengan terus menerus menggali ilmu pengetahuan yaitu meningkatnya keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT seperti yang dituangkan dalam QS Al Fatiir : 28, “Hanyalah yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya ini adalah orang-orang yang berilmu”
Kunci dari proses lifelong learning adalah menaklukan teknologi informasi dengan begitu dunia telah ada dalam genggaman. Menaklukan dunia dengan ilmu yang terus berkembang akan membawa manfaat besar bagi peradaban manusia selanjutnya. Terakhir, praktekan ilmu itu sekarang juga.

Menjadi Seorang Life Long Learner

Astri Sulastri Prasasti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Tahun 20
08


Berbagai perubahan terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Termasuk pola pikir manusia dan ilmu-ilmu yang berhasil ditemukannya. Ilmu, waktu dan kemajuan pikiran manusia berbanding lurus. Itulah salah satu alasan yang mengharuskan manusia untuk selalu belajar sepanjang hayat atau dengan kata lain Human as The Life Long Learner. Selain tuntutan zaman, belajar sepanjang hayat juga merupakan tuntutan agama. Karena menuntut ilmu adalah salah satu bentuk pengabdian kepada Allah yang merupakan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini. Hal tersebut tertuang dalam surat Adz Dzariat : 56, yang artinya
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

Selain itu menuntut ilmu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas segala potensi yang dimiliki yaitu dengan memanfaatkan dan mengembangkannya. Maka sudah sangat jelas manusia memang diberi kewajiban untuk selalu menuntut ilmu sepanjang hayat. Ada banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh baik dunia maupun akhirat. Menjadi seorang Life Long Learner bukanlah suatu hal yang sulit tetapi bukan juga suatu beban yang memberatkan. Sesungguhnya belajar adalah hal yang sederhana dengan berbagai strategi dan langkah-langkah jitu yang dapat ditempuh. Be the Life Long Learner ? Why not .

Tentang Ilmu
Ilmu terus berubah, bersifat dinamis tidak terbatas ruang dan waktu. Hanya saja ada ilmu yang mampu ditembus oleh pikiran manusia dan ada yang tidak karena sesungguhnya yang memiliki keterbatasan adalah manusia itu sendiri. Selama terjadi perubahan dalam kehidupan berarti pikiran manusia juga terus mengalami kemajuan sehingga ilmu yang ada pun semakin banyak dan berkembang tiada henti. Colin dan Malcolm (2002) menyatakan saat dunia telah berubah, kita harus terus mengikutinya, sehingga kebutuhan belajar atau mencari ilmu bukan hanya rutinitas yang dilakukan oleh manusia dari umur 5 tahun sampai 25 tahun, lalu mapan.
Ilmu akan selalu bermanfaat dalam setiap aspek mencangkup semua ranah kehidupan sepanjang hayat manusia. Orang yang berilmu akan membawa manfaat baik bagi dirinya sendiri dengan menjanjikan masa depan dan karier yang gemilang juga bagi orang disekitarnya bahkan masyarakat secara luas.

Prinsip Belajar Sepanjang Hayat
Selama proses panjang sebuah pembelajaran pasti akan sangat banyak masalah dan hambatan yang ditemui. Entah itu berasal dari diri sendiri (internal) berupa rasa malas, low motivation dan lain-lain, maupaun yang berasal dari ruang di sekitar kita (eksternal) yaitu orang tua, teman, dan lingkungan bermain. Namun semua masalah dan hambatan tersebut akan menjadi tidak berarti jika seorang life long learner menggunakan prinsip-prinsip belajar yang baik secara sempurna, yang terdiri atas tujuan, motivasi, komitmen dan aksi.
a. Tujuan
Sebelum mempelajari sesuatu, kita harus memiliki tujuan yang jelas, mengapa sesuatu itu harus dan wajib untuk dipelajari. AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku) menjadi pertanyaan wajib di setiap sesi awal pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tujuan adalah salah satu alat agar proses pembelajaran tersebut bernilai sehingga penyerapan informasi pun akan semakin mudah. Salah satu faktor yang sama-sama dimiliki oleh orang sukses adalah mereka sama-sama memiliki kemampuan yang luar biasa dengan menggunakan khayalan dan visualisasi dalam menjalankan tugasnya secara sadar, mereka memulainya dengan sebuah tujuan (Colin dan Malcolm,2002)
b. Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong kita untuk melakukan suatu tidakan termasuk belajar. Motivasi merupakan fondasi awal yang harus dimiliki oleh seorang pembelajar. Tanpa motivasi proses belajar yang memang memakan waktu dan membutuhkan energi ekstra akan terasa sangat memberatkan. Bahkan jiga dipaksakan pada seorang low motivation akan mengakibatkan gengguan fatal baik secara mental maupun sosial. Motivasi sendiri memiliki tiga jenis yang berbeda yang telah diungkapkan Ari dan Roy (2003) yaitu fear motivation (motivasi karena ketakutan), achievement motivation (motivasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu) dan inner motivation (motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri).
Fear motivation terkadang berpengaruh besar terhadap gaya belajar. Mungkin awalnya dapat berupa keterpaksaan karena ketakuktan terhadap suatu hal tetapi dari sebuah keterpaksaan akan muncul suatu kebiasaan dan keteraturan beripikir. Misalnya saja ada seorang anak yang berusaha belajar dengan tekun karena takut mengecewakan kedua orang tuanya atau seorang ayah yang berkerja dengan sebaik-baiknya karena takut anak istrinya hidup susah dan masih banyak lagi contoh lainnya. Achievement motivation adalah motivasi yang banyak terjadi dan dimiliki oleh semua orang. Adalah hal yang biasa jika setiap orang memiliki visi khusus dalam hidupnya dan secara otomatis dia akan berusaha mendapatkannya, itulah bentuk achievement motivation. Sangat sederhana dan sering dijumpai. Namun dalam jenis motivasi ini sebaiknya diimbangi dengan pikiran realistis agar tujuan yang diidamkan tidak menjadi hal yang mustahil. Motivasi terbaik yang harus dimiliki oleh semua orang adalah inner motivation. Inner motivasioan murni tumbuh dalah batin yang mendorongnya untuk selalu bertindak merujuk pada keinginannya itu. Kekuatan inner motivation biasanya lebih besar daripada motivasi yang lain sehingga dapat bertahan lebih lama.
c. Komitmen
Setelah ada motivasi yang kuat hal kedua yang harus dimiliki adalah sebuah komitmen. Douglas Brown (dalam Ari dan Roy, 2003) mengatakan bahwa pada prinsipnya untuk mencapai kesuksesan belajar seseorang harus memiliki komitmen, yaitu komitmen secara fisik, mental, dan emosional. Menurut Brown, komitmen tersebut dapat diwujudkan dengan menyediakan waktu khusus untuk belajar, terlibat secara fisik dalam mencari bahan pembelajaran, terlibat secara mental dengan memroses informasi yang didapat serta mengaitkannya dengan pengalaman hidup dan terlibat secara emosional melibatkan upaya untuk “menyukai pelajaran yang ingin kita kuasai”. Tanpa rasa senang akan sulit bagi kita untuk bertahan tetap belajar apalagi saat menemui hal sulit untuk dipelajari. Padahal manusia dituntut untuk bertahan selama mungkin berkutat dengan ilmu. Komitmen inilah yang akan menjadi self regulation kita dalam belajar. Tanpa adanya self regulation, motivasi yang ada serta jadwal pembelajaran yang telah disiapkan tidak akan pernah terlaksana
d. Aksi
Prinsip terakhir tidak lain adalah aksi atau praktik. Tujuan menuntut ilmu tidak lain adalah memberikan manfaat baik bagi si pemilikinya maupun bagi orang lain. Agar sebuah ilmu itu bisa bermanfaat perlu adanya praktik dalam kehiduan sehari-hari berdasarkan ilmu-ilmu yang telah dimiliki. Selain dapat memberikan manfaat dengan praktik juga dapat menambah pemahan dan keterampilan kita dalam mengembangkan ilmu. Tanpa praktik lama kelamaan ilmu yang telah kita peroleh akan akan menjadi usang dan terlupakan, sehingga belajar tidak lagi menjadi hal yang bermanfaat.

Langkah-langkah Jitu Seorang Life Long Learner
Disamping memiliki prinsip yang harus selalu ditegakkan, untuk menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat ada beberapa langkah jitu yang dapat dijalankan. Memang tidak dapat menjadi satu-satunya cara tetapi mungkin dapat membantu kelancaran proses pembelajaran. Langkah-langkah jitu itu adalah MOMI (Manajemen, Open Mind, dan Teknologi).
Manajemen terdiri dari menajemen diri dan menajemen waktu. Manajemen diri atau yang telah disebutkan diatas self regulation adalah pengaturan diri yang bersifat subyektif dan sangat mempengaruhi belajar, antara lain keaktifan, semangat dan disiplin. Tanpa ada manajemen diri yang baik dalam mencari, menyerap dan memroses informasi belajar yang kita lakukan tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Manajeman kedua yaitu manajemen waktu. Manajemen waktu sangat penting karena sifat waktu yang telah dibahas diawal, tidak dapat kembali. Maka sebisa mungkin kita harus memanfaatkan waktu dengan maksimal yaitu dengan menggunakannya seefektif mungkin. Dr. Jan Yager (dalam Anonim) menyatakan bahwa :
Ada tujuh prinsip manajemen waktu yang kreatif yaitu tentukan sasaran, susun skala prioritas, fokuskan pikiran, ciptakan tenggang waktu yang realistis dan lakukan DOIT NOW :
D = Divide (bagi-bagi tugas)
O = Orginize (atur bagaimana melaksanakannya)
I = Ignore (abaikan gangguan)
T = Take (ambil resiko)
N = Now (sekarang harus dijalankan)
O = Opportunity (jangan sia-siakan kesempatan)
W = Watch out (waspada dengan waktu)

Open Mind adalah kemampuan seseorang untuk berani membuka pikiran dengan orang lain yang terkadang memiliki pandangan yang berbeda. Dalam keterbukaan pikiran ini diperlukan kerendahan diri yang dapat bertindak sebagai koreksi atas kesalahan informasi yang kita perolah yang mungkin saja terjadi. Selain itu bermanfaat juga untuk menambah pengetahuan dan cara berpikir kita. Sehingga pengetahuan yang dimiliki semakin luas dan cara pandang kitapun semakin baik dengan berbagai pembanding yang ada.
Teknologi adalah hal yang sangat penting dewasa ini. Bahkan menjadi makanan sehari-hari. Kemajuan teknologi adalah salah satu konsekuensi logis kemajuan pikiran manusia. Dengan adanya teknologi kita akan dapat mengakses berbagai informasi di seluruh Negara di dunia dengan sangat mudah baik itu melalui internet, media komunikasi elektronik maupun media massa. Hingga ada pepatah yang mengatakan “kuasailah teknologi maka dunia ada dalam genggamanmu”. Jadi kunci selanjutnya yang harus dipegang oleh seorang pembelajar seumur hidup adalah menguasai teknologi dengan banyak belajar dan banyak mengakses informasi.

Manfaat Belajar Sepanjang Hayat
Pada awal tadi telah disinggung bahwa belajar sepanjang hayat dapat memberikan banyak manfaat bagi kita baik itu di dunia maupun akhirat. Manfaat di dunia yang dapat langsung kita rasakan ialah meraih kesuksesan baik itu dalam karir dan dalam kehidupan sosial dengan kata lain kualitas hidupnya meningkat. Sebagaimana telah diungkapkan Colin dan Malcolm (2002) bahwa kualitas pembelajaran dan kualitas pemikiran kita akan menghasilkan kualitas kehidupan secara langsung. Orang yang berilmu akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat melebarkan kariernya dimana saja dengan kata lain menjadi orang yang inovatif. Dalam kehidupan sosial, orang yang berilmu menjadi panutan dan tempat bertanya bagi orang disekitarnya sehingga dapat memberi manfaat bagi kehidupan orang lain. Selain itu, dengan menuntut ilmu sepanjang hayat kita telah mengoptimalkan potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT. Akibat dari pemanfaatan potensi ini adanya citra diri yang positif yang memberikan pencerahan bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat luas.
Manfaat lain yaitu mendapatkan ridha dan pahala dari Allah SWT karena telah menjalankan kewajiban untuk belajar sebagai wujud pengabdian dan syukur kepada Allah. Akhirat adalah kehidupan yang sebenar-benarnya, sehingga semua yang dilakukan di dunia seharusnya juga berorientasi untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat, dalam firman Allah yang berarti :
“….. dan hanya kepada Allah lah satu-satunya tempat mu kembali”

Manusia diwajibkan untuk menjadi seorang life long learner yang dapat memberi manfaat bagi dirinya, orang lain dan masyarakat. Menjadi life long learner bukan perkara mudah tetapi juga bukan beban yang memberatkan. Manusia hanya dituntut untuk tetap istiqomah, untuk itu perlu ada prinsip sebagai peraturan dan langkah-langkah jitu untuk menjalaninya. Sehingga tugas sekaligus kodrat belajar ini dapat terlaksana dengan menyenangkan dan tanpa kesulitan berarti. Bahkan akan lebih baik lagi jika ilmu telah benar-benar mendarah daging sehingga bukan lagi menjadi kewajiban akan tetapi berubah menjadi kebutuhan pokok. Kebutuhan yang menuntut untuk selalu dipenuhi dalam setiap hembusan nafas manusia.
Sesunggunya hakikat ilmu kembali kepada pemiliknya sendiri. Alangkah indah jika ilmu yang dimiliki dapat memberi dampak positif yang dapat dilihat dari sikap dan perbuatan mulia dalam kehidupan sehari-hari yang menambah ketakutan serta ketakwaan kepada Allah SWT, seperti yang dituangkan dalam QS Al Fatiir : 28

“ Hanyalah yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya ini adalah orang-orang yang berilmu”

Jumat, 14 November 2008

Perubahan Paradigma Dokter Mampu Merubah Dunia

Oleh Astri Sulastri Prasasti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Yogyakarta


Dokter dalam perjalanan sejarah

Dokter adalah salah satu profesi yang kini banyak diminati orang. Bahkan bisa dibilang menjadi prodi nomer satu hampir di seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki fakultas kedokteran. Hal ini mengundang perhatian besar, sebenarnya apa motif yang melatarbelakangi paradigma ini. Dokter dianggap memiliki pengetahuan yang lebih di semua bidang, dan masyarakat menilai hidup seorang dokter lebih terjamin dibandingkan dengan profesi yang lain. Padahal pada hakikatnya yang membuat keterjaminan itu adalah ilmu yang dimiliki bukan karena profesinya . Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT yang artinya

Allah akan mengangkat derajat orang – orang yang berilmu

Firman Allah diatas tidak lain janji Allah terhadap hidup orang-orang yang berilmu. Bukan hanya dikhususkan kepada profesi dokter. Janji Allah tidak dapat terelakkan dan hanya Allah yang tau akan dalam bentuk apa realisasi janji tersebut. Jadi salah besar bila salama ini masyarakat hanya mengukur dokter dari sisi ekonomi saja. Namun perlahan pandangan ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan yang mendasar berasal dari mahasiswa kedokteran itu sendiri. Menjalani pendidikan dokter perlahan meniupkan angin pengabdian kepada masyarakat secara mendalam. Dokter bukan lagi menjadi profesi yang prestisius tetapi lebih dari itu yaitu seorang pengabdi dan pelayan masyarakat. Sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat jiwa kemanusiaan seorang dokter dituntut untuk ikut merasakan penderitaan dan kesakitan yang dialami oleh masyarakat. Selain itu dokter juga memiliki tanggung jawab besar untuk ikut menjaga keberlangsungan hidup orang banyak dari segi kesehatan. Sungguh bukan pekerjaan mudah. Profesi dokter bukan hanya sekedar profesi karena titel yang disandang tetapi lebih kepada penghargaan dan kepercayaan yang diberikan oleh Allah serta khalayak untuk berjuang membangun masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Oleh karena itu sudah sepantasnya mahasiswa kedokteran berperan aktif melalui berbagai wadah dalam rangka mewujudkan isyarat alamiah yang ada di bahu nya.
Sejarah telah membuktikan bahwa dokter memang memiliki andil besar dalam usaha perbaikan nasib masyarakat, salah satunya ialah melalui organisasi pemuda pertama Budi Utomo yang digagas oleh dr. Sudiro Husodo yang kemudian diimplementasikan oleh dr. Sutomo dan rekan dokter yang lain pada tanggal 20 Mei 1908. Lahirnya organisasi pemuda pertama ini dianggap sebagai tonggak awal perjuangan pada masa itu sehingga kini dikenal sebagai hari Kebangkitan Nasional. Hari Kebangkitan Nasional memiliki arti penting yang ditekankan kepada para pejuang muda, termasuk mahasiswa kedokteran. Sejak dulu, dokter telah diperkenalkan kepada dunia luar melalui perjuangan dan rasa kemanusiaan yang tinggi. Profesi dokter menjadi dasar perjuangan karena dianggap memiliki nilai kesetaraan dalam pelaksanaan tugasnya yang menghapuskan jiwa jajahan pada masyarakat. Pekerjaan yang digeluti seorang dokter terlepas dari agama, ras, budaya, politik bahkan ekonomi sekalipun. Karena kesetaraan itulah seorang dokter harus mampu mendekatkan diri dengan masyarakat serta lingkungan luar dalam misi kemanusiaan dengan memegang semangat kebangsaan serta nasionalisme yang tinggi.

Lahirnya IMKI sebagai zygot ISMKI
Wujud pengaplikasian semangat kebangsaan serta nasionalisme tinggi dari mahasiswa kedokteran pada tahun 1969 dibentuklah Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI) melalui deklrasi Cimacan. Pada deklarasi itu juga berhasil terpilih ketua IMKI pertama, Biran Arifin. Selain itu yang melatarbelakangi pembentukan IMKI ialah kembalinya mahasiswa ke kampus pada era pasca 1966 yang mendorong lahirnya tuntutan zaman akan profesionalisme dari lingkungan yang didominasi oleh teknorat. Ditambah lagi dikirimnya beberapa mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yaitu Biran Affandi, Razak, Azrul Azwar, Widiapati, dan Ichsan Utama ke kongres ARMSA (Asian Regional Medical Students Association) sekarang bernama AMSA, Asian Medical Students Association juga turut menjadi pemicu untuk terbentuknya organisasi sejenis di Indonesia. Kemudian hal ini mendapat respon positif dari mahasiswa kedokteran saat itu untuk melakukan konsolidasi antar fakultas-fakultas kedokteran membentuk suatu wadah yang dapat menyatukan aspirasi mereka dalam rangka peningkatan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Pada awal pembentukannya, keanggotaan IMKI adalah kenggotaan personal dan bukan keanggotaan senat mahasiswa.
Pada periode awal, kegiatan yang diselenggarakan oleh IMKI antara lain adalah melakukan pertukaran mahasiswa kedokteran dengan Jerman dan membina kerjasama dengan ARMSA. Salah satu hal penting yang perlu dicatat dengan diselenggarakannya rapat kerja IMKI yang pertama di Bali pada tahun 1970 ialah menetapkan penyelenggaraan MUNAS I IMKI di Makasar dengan Sterring Committee Syafri Guricci dari Universitas Hasanudin. Namun sayangnya hasil MUNAS I tidak disebutkan dengan jelas.
Pada tanggal 15 Januari 1974 terjadi peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang dikenal dengan Malari (Malapetaka Lima belas Januari). Malari terjadi pada saat Perdana menteri Jepang, Kakuel Tanaka berkunjung ke Jakarta, 14 Januari 1974 dan disambut dengan aksi demo mahasiswa di pangkalan udara Halim Perdanakusuma. Namun karena dijaga ketat oleh petugas, mahasiswa gagal menorobos sehingga terjadi aksi kerusuhan dan penjarahan Jakarta besar-besaran. Peristiwa malari melibatkan Hariman Siregar yang pada saat itu tengah menjabat sebagai fungsionaris IMKI, akibatnya IMKI sempat mengalami kevakuman. Untuk mengembalikan arah kebijakan organisasi mahasiwa yang sebelumnya telah terpolitisir, Dirjen DIKTI mengeluarkan konsep NKK (Normalisasi Kebijakan Kampus). Salah satu perwujudan konsep tersebut adalah pembentukan ISMS (Ikatan Senat Mahasiswa Sejenis). Konsep tersebut menimbulkan banyak kontroversi di kalangan mahasiswa.
Pemerintah melalui Dr. Abdul Gafur mencoba mengadakan pendekatan kepada Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut mendukung penerapan konsep NKK dengan membentuk Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Respon yang pertama datang dari Senat Mahasiswa UNHAS (Universitas Hasanudin). Pra MUNAS ISMKI I dilaksanakan di Makasasar yang diwarnai berbagai pertentangan pendapat antar peserta yang hadir. Pada awalnya sebagian besar peserta menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras mempertahankan IMKI. Akhirnya setelah dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepkati akan dilaksanakan Munas ISMKI I di Makassar pada bulan September 1981. ISMKI didklarasikan di Makassar pada tanggal 20 September 1981. Munas ISMKI I di Makassar berhasil membuat keputusan dan menetapkan:
1. AD/ART ISMKI
2. Garis-garis pokok kebijaksanaan ISMKI
3. Presidium ISMKI dan MPM ( Majelis Pertimbangan Musyawarah)
4. BP Munas dan Sekjen ISMKI. Sekjen terpilih yaitu Faried dari UGM.

ISMKI dari waktu ke waktu
Periode Kepengurusan 1981-1985
Perjalanan ISMKI di tahun-tahun awal setelah kelahirannya mengalami berbagai hambatan yang terutama disebabkan karena kurang dapat diterimanya ISMKI oleh beberapa kalangan mahasiswa kedokteran sendiri. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan Mukernas tertunda sampai dengan tahun 1982. Program kerja pengurus ISMKI 1981-1983 akhirnya berhasil disusun pada mukernas yang dilaksanakan di Universitas Udayana, Bali 28-30 Agustus 1982. Program-program yang telah disusun tersebut sebagian telah berhasil dilaksanakan terutama dari wilayah IV, walaupun dalam pelaksanaannya tidak begitu lancar. Kepengurusan ini seharusnya berakhir pada tahun 1983. namun,karena adanya berbagai hambatan dan rintangan Munas II baru bisa terlaksana pada tahun 1985.
Munas II dilaksanakan di Yogyakarta, 26-31 Juni 1985. Bersamaan dengan Munas diselenggarakan pula Temu Ilmiah Nasional(Temilnas). Peserta yang hadir pada kesempatan itu adalah delegasi dari USU, UNAND, UNSRI, UI, UNPAD, UGM, UNS, UNDIP, UNIBRAW, UNHAS ,UNSRAT, YARSI,UKM, dan UNISSULA.

Periode Kepengurusan 1985-1987
Pada periode kepengurusan ini timbul masalah tak terduga, yaitu adanya pengaruh politik pemerintahan dalam mengatur massa. Direktur Kemahasiswaan sebagai penanggung jawab ISMKI berkeinginan meninjau kembali AD/ADART agar lebih sesuai dengan kondisi Depdikbud. Ternyata permasalahan ditambah dengan adanya kekurangfahamahan anggota baru tentang wadah ISMKI sehingga dalam pelaksanaan program masih mengacu pada hasil Mukernas I. Dalam organisasi ISMKI sendiri terjadi pembagian wilayah untuk lebih menyesuaikan dengan pedoman pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang mengacu pada Polbimawa(pola pembinaan Mahasiswa) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI. Pada periode ini sekjen dibantu oleh 7 orang sekbid dan 5 orang Sekwil. Pada saat itu DPR sedang mengkaji UU Keormasan. Agar ISMKI tidak terjebak pada UU tersebut, diadakanlah Munaslub tersebut gagal karena tidak semua wakil datang dan Forum tidak tercapai.
Munas III dilaksanakan di Malang 28-31 Januari 1987. Pada Munas ini keanggotaan ISMKI bertambah menjadi 20. Anggota tersebut adalah senat mahasiswa Univ.Trisakti, Univ YARSI,Univ.Atmajaya, UNTAR, UKI, dan UNSYIAH. Sedangkan UNISSULA baru menjadi anggota setelah melengkapi syarat-syarat administrasi. Sekjen terpilih adalah Budi Santoso dari Senat mahasiswa UNAIR yang diputuskan satu jam sebelum pelantikan.

Periode Kepengurusan 1987-1988
Kondisi ISMKI yang mengambang karena tidak dilaksanakannya Mukernas dan Kesekretariatan yang tidak teratur meneyebabkann penyusunan program kerja terhambat. Pada akhirnya Sekjen berhasil menyusun program kerja dan diserahkan ke DIKTI. Sedangkan program kerja SEKWIL menyusul. Pada masa itu Sekjen melakukan perubahan perangkat Organisasi, yaitu adanya 9 orang Sekbid dan 5 orang Sekwil yang membantu pelaksanaan program kerja.Pada tahun 1987, diberangkatkan delegasi ISMKI ke Asian Medical Student’s Confrence VII di Malaysia dan juga pada tahun 1988 untuk acara yang serupa.
Munas IV ISMKI berlangsung di Surabaya dengan sekjen terpilih Arief Tri Wibowo dari senat mahasiswa UI.


Periode Kepengurusan 1988-1990
Pada periode ini diselenggarakan Asian Medical Student’s Confrence(AMSC) di Jakarta dan Bali yang menetapkan Novik Tri Bawono dari senat Mahasiswa UI sebagai presiden AMSA X. Munas V ISMKI diselenggarakan di Jakarta dan menetapkan Marhaen hardjo dari senat mahasiswa UNHAS sebagai sekjen terpilih . Berbagai keputusan lainnya adalah :
1. Menetapkan perubahan AD/ART ISMKI.
2. Menetapkan GBHO.
3. Menetapkan Sekjen dan MPA.
4. Mensukseskan kegiatan AMSC XI di Seoul.
5. Menyelesaikan masalah wajib kerja sarjana dokter pegawai tidak tetap.

Periode Kepengurusan 1990-1992
Pada periode ini lembaga MPA diaktifkan kembali yang beranggotakan 5 orang dari masing-masing wilayah. Lembaga ini berfungsi :
1. Sebagai tempat konsultasi Sekjen.
2. Memberikan nasehat atau teguran kepada Sekjen.
3. Inisiatif Munaslub.
Rakernas yang dilaksanakan pada bulan mei 1991 berhasil merumuskan program kerja sebagai berikut:
1. Menyelesaikan masalah dokter PTT.
2. Menyelesaikan masalah kedokteran Swasta.
3. Berpartisipasi dalam AMSC XI di seoul.
4. Menyelenggarakan bakti Sosial Nasional.
5. menyelenggaraan Pramunas dan Munas VI ISMKI.
Program kerja yang terlaksana :
1. Sekbid Dalam negeri : Konfrensi Pers tentang pernyataan sikap ISMKI menegenai peratutan dokter PTT di sekretariat PB IDI pada bulan agustus 1991.
2. Sekbid Luar negeri : Mengikuti AMSC XI di seoul dengan jumlah delegasi 29 orang.
3. Sekbid swasta : mengadakan pertemuan antara senat mahasiswa kedokteran swasta se-Jakarta dengan DPR untuk membicarakan nasib FK swasta.
4. Sekbid pengabdian masyarakat : mengadakan Baksos di kalimantan dengan pelaksana Senat mahasiswa Univ.Trisakti dan kemah Kerja Bakti Mahasiswa (KKBM) di Lubuk Banggai, Sulawesi Tengah.
Pelaksanaan Munas VI sempat mundur 6 bulan karena bersamaan dengan pelaksanaan sidang umum MPR. Akhirnya Munas VI berlangsung di Makasar bulan september 1993. Sekjen terpilih adalahg Irfan afriandi dari senat mahasiswa UNPAD.

Periode Kepengurusan 1993-1995
Dalam menjalankan tugas sekjen dibantu oleh 7 orang sekbid dan 5 orang sekwil. Masalah yang dihadapi pada periode ini adalah masalah pendanaan dan tidak adanya kesekretariatan yang tetap. Pramunas VII diselenggarakan di UNDIP dan memutuskan bahwa pada temilnas yang akan diikuti oleh seluruh anggota akan dibahas penelitian murni yang berbasis pada data aktual di berbagai sentra. Pada periode ini terjadi pelepasan AMSA menjadi organisasi baru yang diharapkan dapat berjalan berdampingan dengan ISMKI. Namun dalam pendirian AMSA selanjutnya tidak ada nota kesepahaman antar organisasi sehingga tidak ada keterikatan organisasi. Selanjutnya ISMKI lebih berfokus pada IFMSA(Internasional Federation of Medical Student’s Assocoation).
Munas VII ISMKI diselenggarakan di UNDIP, Semarang. Sebagai sekjen terpilih adalah Adnan Ibrahim dari senat mahasiswa UGM. Senat mahaiswa UMI ditetapkan menjadi anggota baru ISMKI. Selain itu pula Munas menetapkan adanya wakil sekjen yang berfungsi :
1. Menggantikan sekjen bila berhalangan hadir.
2. Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait sebagai mitra ISMKI terutama yang berada di Jakarta.
3. Mewakili Sekjen dalam membantu tugas-tugas fungsional dalam upaya memperkenalkan ISMKI pada Pihak-pihak eksternal, baik dalam maupun luar negeri.

Periode Kepengurusan 1995-1997
Dibentuknya wakil sekjen telah memberi nuansa baru di ISMKI dimana terjadi komplementasi dan peran-peran strategis ISMKI secara adil dan merata dalam membangun suatu organisasi yang menekankan egalitarian dan partisipasi. Demikian pula dengan adanya juru bicara di bawah Sekbid KIK membantu optimalisasi komunikasi dan konsolidasi organisasi secara internal dan eksternal.
Orientasi kebijakan ISMKI pada periode ini :
1. Kembali ke kampus, upaya mengusung aspirasi mahasiswa kedokteran yang masih terpolarisasi dan berserakan serta sering tidak terakomodir melalui lambang senat mahasiswa FK sebagai bagian dari ISMKI.
2. Intelektual progesif,yaitu perumusan aspirasi yang ada dalam format komprehensif,berwawasan,sistematis,sarat idealisme dan argumentatif untuk selanjutnya diberi daya gerak secara aktif dimanifestasikan dalam tindakan riil bagi setiap upaya perubahan dan perbaikan.
3. Katalisator perubahan dalam menjalankan perannya sebagai mediator antar pemerintah sebagai pengambil keputusan di bidang kesehatan, mahasiswa kedokteran sebagai calon dokter ,dan masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan agar terwujud optimalisasi pelayanan kesehatan yang merata di masyarakat dalam berbagai strata sosial dan geografis.
Munas VII ISMKI di selenggrakan di Medan dengan sekjen terpilih Riyadh Firdaus dari senat mahasiswa UI.Sekjen dalam melaksanakan tugas dibantu oleh wasekjen, 5 orang sekbid, dan 5 orang sekwil yang diangkat dan bertanggung jawab kepada sekjen.

Periode Kepengurusan 1997-1999
Pada tahun 1998 ISMKI diterima menjadi anggota penuh IFMSA. Pada periode ini wasekjen yang bertugas membnatu sekjen mengundurkan diri sebelum masa jabatannya selesai.Munas IX ISMKI dilaksanakan pada bulan september 1999 di FK UNAIR,Surabaya. Munas ini dihadiri oleh 30 delegasi senat mahasiswa fakultas kedokteran se-Indonesia. Beberapa hasil keputusan :
1. Menetapkan perubahan AD/ART ISMKI.
2. Menetapkan GBHO.
3. Ditetapkannya otonomi bagi setiap wilayah.
4. Memilih dan menetapkan Ardiansyah dara Sjahrudin dari BEM FK univ.Trisakti sebagai sekjen.
5. Menetapkan jumlah anggota MPA menjadi 10 orang, 2 orang dari masing-masing wilayah.
ISMKI kini
Hingga kini, tidak banyak yang tau tentang ISMKI termasuk mahasiswa baru di kedokteran sendiri. Namun ternyata ISMKI telah sering mengadakan kegiatan positif menyangkut pengabdian dan pelayanan mereka kepada masyarakat. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat dilihat dalam berbagai situs di internet termasuk situs resmi ISMKI. Seiring dengan perkembangan waktu, ISMKI dapat lebih populer karena peran aktifnya sebagai realisasi tanggung jawab kepada masyarakat..

Struktur ISMKI
ISMKI atau dalam bahasa Inggris Indonesian Medical Student`s Executive Board Association (IMSEBA) memiliki banyak SCO (Standing Committee On) atau lebih dikenal dengan Badan Kelengkapan (BK) yang sekarang dikordinasikan oleh Coordinator of Project Affair. BK terdiri dari bagian – bagian yang masing – masing memiliki tugas internal masing – masing yaitu :
 Sosial Service Center (SSC)
 Standing Committee on Reproductive anda AIDS (SCORA)
 Pendidikan dan Profesi (PENDPRO)
 Badan Pers Nasional (BPN)
 Badan Analisa dan Pengembangan Imiah (BAPIN)

ISMKI juga terdiri dari berbagai divisi antara lain divisi Temu Ilmiah Nasional (TELMINAS), divisi Multi Center, divisi Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI), divisi Research Exchange, divisi Humas dan TI serta divisi Pengembangan Lembaga Penelitian dan Ilmiah . Antara divisi yang satu dengan divisi yang lain memiliki fungsi dan tugas internal tersendiri, namun tetap berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Karena ISMKI berskala nasional maka konsekuensi logisnya masing – masing divisi dan struktur yang ada terdiri dari mahasiswa di seluruh Indonesia. Sehingga mahasiswa kedokteran di Indonesia dapat saling berhubungan dan menjalin kerja sama yang baik. Untuk memudahkan terjadinya komunikasi antara universitas dibentuklah ISMKI per regional daerah. Universits Islam Indonesia (UII) masuk dalam ISMKI wilayah III. Anggota dalam wilayah III tidak hanya UII tetapi juga universitas lain yang memiliki fakultas kedokteran di wilayah Jogja, Semarang, Solo, Purwokerto dan Kalimantan Timur. Kegiatan per wilayah berbeda – beda namun tetap disesuaikan dengan ISMKI Nasional sebagai pusatnya.

Perlukah bergabung dalam ISMKI ?
Dokter tidak hanya berhubungan dengan satu pasien dari satu wilayah. Begitupun lokasi penugasan seorang dokter yang kemungkinan tidak hanya di satu tempat. Oleh karena itu seorang dokter yang baik harus mampu dan siap bertugas dimanapun dan bekerja sama dengan siapapun. Untuk melakukan kerja sama dibutuhkan channel yang akan memberi banyak kemudahan dalam berbagai kegiatan. Selain untuk memberikan banyak channel mengikuti sebuah organisasi juga merupakan proses belajar yang sesungguhnya di samping pendidikan akademik di bangku kuliah umum. Sumber pengalaman yang memang dibutuhkan untuk menjalani sebuah profesi tidak lain berasal dari kegiatan keorganisasian yang diikuti. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dengan mengikuti sebuah organisasi yang tidak hanya dirasakan pada saat itu tetapi juga membawa dampak besar dalam proses kehidupan selanjutnya. Selain pengalaman, kemampuan bersosialisasi , kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan administrasi diri dan badan organisasi menjadi alasan logis pentingnya bergabung dalam sebuah organisasi.
Sebagai dokter, berbagai kemampuan non akademik tadi sangat dibutuhkan pada praktek di lapangan. Oleh karena itu ISMKI juga menjadi sangat penting sebagai wadah belajar dan penggalian pengalaman calon-calon dokter di Indonesia. Ketergabungan anggota ISMKI sepantasnya tidak hanya secara fisik, karena didalamnya dibutuhkan tanggung jawab secara moral dan psikis yang harus diambil. Komitmen kuat dari setiap anggota harus ditanamkan karena memegang andil besar dalam keberlangsungan ISMKI periode berikutnya. Selanjutnya keberlangsungan ISMKI akan berpengaruh pada kemajuan di bidang kedokteran, bahkan kemajuan masyarakat secara umum. Komitmen untuk tetap meneruskan perjuangan sebagai tonggak kemajuan dalam bidang kesehatan serta mempertahankan semangat yang sejak awal tertanan dalam diri mahasiswa kedokteran untuk merubah dunia menjadi lebih baik. Membantu masyarakat dengan nilai kesetaraan yang dari awal telah dijelaskan harus terus dipupuk, agar paradigma lama menjadi seorang dokter yang hanya didasarkan dari sisi ekonomi benar-benar terhapuskan. Sehingga tugas awal dokter tidak terkontaminasii dengan materi semata.
Kesucian sebuah komitmen dan tujuan dokter menjadi sangat penting apalagi dalam konteks berbangsa dan bernegara. Mari kita tumbuhkan semangat perjuangan dalam dada mahasiswa kedokteran dan tetap menjaga kesucian komitmen dalam rangka perwujudan tugas sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat . Dokter memiliki tugas berat tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis dan moral terhadap jiwa manusia lain. Namun yakinlah niat baik akan selalu berdampak positif tergantung bagaimana cara menyikapi dan mensyukurinya. Kita semua berharap mendatang akan lahir dr. Sudiro Husodo baru di penjuru negeri ini melalui sebuah organisasi pemuda kedokteran, ISMKI. Ubah paradigma dokter maka duniapun akan ikut berubah !

Metabolisme Karbohidrat dan Enzim

Oleh Astri Sulastri Prasasti
Mahasiswa Fakultas KEdokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Yogyakarta


Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam tubuh. Karbohidrat terdiri dari Monosakarida ( gulosa, galaktosa, fruktosa, dll ), Disakarida ( laktosa yang terdiri atas glukosa dan galaktosa, maltosa : glukosa dan glukosa serta sukrosa : glukosa dan fruktosa). Di dalam tubuh glukosa mengalami proses untuk menjalankan fungsinya sebagai sumber energi yaitu proses metabolisme. Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia dalam tubuh yang terdiri dari katabolisme (reaksi oksidasi/ reaksi pembongkaran ) dan reaksi anabolisme (reaksi reduksi/ sintesis / penyusunan ) molekeul organic kompleks untuk mempertahankan hidup. Metabolisme karbohidrat terjadi hampir di seluruh sel tubuh dengan jalur- jalur sebagai berikut :
1. Glikolisis
2. Oksidasi Piruvat (Dekarboksilasi Oksidatif )
3. Glikogensis
4. Glikogenolisis
5. Glukoneogenesis
6. Jalur Pentosa Fospat (HMS) dan jalur lain pada metabolisme heksosa

1. Glikolisis
Glikolisis adalah jalur utama karbohidarat yang merupakan katabolisme glukosa menjadi asam piruvat yang terjadi dalam sitoplasma secara anaeraob dan hampir di seluruh sel tubuh. Proses glikolisis merupakan proses irreversible (reaksi searah). Hasil akhirnya adalah 2 asam pruvat + 2 ATP + 2NaDH.

2. Oksidasi piruvat (Dekarboksilasi Oksidatif )
Okdidasi asam piruvat adalah proses katabolisme piruvat menjadi asetiL KoA yang terjadi secara aerob di matriks mitokondria. Hasil akhirnya 2 Asetil KoA + CO2 +2NaDH2

3. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses anabolisme glikogen dari glukosa terutama terjadi di hati dan otot yang bertujuan untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh.

4. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah proses katabolisme glikogen menjadi glukosa yang terjadi di hati sedangkan pada otot menjadi adam piruvat dan asam laktat.

5. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses anabolisme glukosa dan glikogen yang berasal dari bahan non karbohidrat. Substrat utamanya yaitu asam amino, asam laktat, gliserol dan asam propionate.

6. Jalur Pentosa Fosfat (HMS) dan jalur lain pada metabolisme heksosa
Merupakan jalur lain metabolisme glukosa yang tidak menghasilkan ATP melainkan NADPH (untuk sintesis asam lemak dan steroid ) pada fase oksidatif dan Ribosa (untuk sintesis asam nukleat) pada fase non oksidatif. Contoh jalur lain pada metabolisme heksosa adalah jalur reaksi asam uronat. Jalur reaksi asam uronat ialah proses katabolisme glukosa menjadi asam glukoronat, askorbat dan pentosa.

Regulasi Gula Darah (Pengaturan Kadar Gula Darah / KGD)
Dalam tubuh harus terjadi homeostasis kadar glukosa, yaitu keseimbangan antara katabolisme dan anabolisme glukosa dalam darah. Regulasi glukosa dalam darah dijalankan oleh hormon metabolic , hormone yang utama yaitu ormon insulin dan glukagon.
a. Hormon Insulin
Hormon insulin dihasilkan oleh sel – sel β langerhans pada pancreas. Harmon insulin berfungsi untuk meningkatkan glikogenesis dan menghambat glikogenolisis. Terjadinya peristiwa glikogenesis berarti terjadi pengurangan glukosa yang diambil untuk sintesis glikogen , yang juga berarti menurunkan kadar glukosa dalam darah. Yang menghambat sekresi insulin adalah hormone epinefrin dan hormone nor epinefrin. Sedangkan yang mendorong sekresi insulin yaitu asam amino, asam lemak bebas, benda keton, glukagon, sekretin, sulfonil, urea, tulbotamid dan gliburit.
Maka bila kadar insulin dalam tubuh berlebih akan terjadi hipoglikemia (kekurangan gula darah ). Sedangkan apabila kadar glukosa berlebih (dalam keadaan hiperglikemia) insulin diproduksi.

b. Hormon Gulakon
Hormon glukagon diproduksi oleh sel-sel α langerhans pangkreas. Hormon glukagon memiliki fungsi yang sebaliknya dengan insulin yaitu menaikkan glukosa dalam darah dengan meningkatkan glikogenolisis melalui glukoneogenesis yang menyebabkan terlepasnya glikogen dalam hati. Maka bila kelebihan glukagon tubuh akan mengalami hiperglikemia. Sedangkan apabila tubuh mengalami hipoglikemia glukagon diproduksi.

Dalam keadaan stress ada hormone lain yang juga membantu menaikkan kadar glukosa dalam darah, yaitu hormone epinefrin (adrenalin) yang merangsang pembebasan glukosa dari glikogen. Hormon ini membantu tubuh kita untuk berkelahi dan berlari dalam keadaan darurat. Selain metabolisme karbohidrat dalam tubuh juga terjadi metabolisme protein ( hasilnya berupa asam amino ) dan metabolisme lemak (hasil akhirnya berupa asam lemak ) yang keseluruhan prosesnya melibatkan enzim. Enzim berperan sebagai biokatalisator yaitu senyawa organik yang berfungsi untuk mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi, sehingga dari awal hingga akhir proses enzim tidak mengalami perubahan struktur. Ezim terdiri dari bahan holoenzim yaitu gabungan antara protein dan non protein. Bagian enzim dari bahan protein disebut apoenzim sedangkan bahan non protein disebut kofaktor atau koenzim. Enzim memiliki sifat sebagai berikut :
a. Mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi
b. Susunannya tidak berubah dari awal sampai akhir
c. Berupa senyawa molekul besar
d. Enzim dibentuk didalam protoplasma
e. Enzim yang bekerja di dalam tempat sintesisnya disebut endoenzim sedangkan bila bekerja di luar tempat sintesisnya disebut eksoenzim.

Kerja enzim dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
1. Suhu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi sampai batas tertentu sesuai kondisi tubuh. Dalam keadaan suhu rendah energi kinetic lebih rendah sehingga kecepatan rendah. Dalam keadaan suhu tinggi, enzim mengalami denaturasi sehingga kehilangan fungsi.
2. pH, perubahan pH akan mempengaruhi kecepatan enzim.
3. Konsentrasi enzim, kecepatan awal reaksi ditentukan oleh konsentrasi enzim.
4. Konsentrasi substrat, semakin tinggi konsentrasi substrat kecepatan reaksipun semakin meningkat.
5. Inhibitor, penghambat kerja enzim. Inhibitor dibagi menjadi dua yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor kompetitif, inhibitor berkompetisi dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim karena memiliki bentuk yang sama. Pada inhobitor non kompetitif, inhibitor merusak sisi aktif enzim sehingga enzim kehilangan aktivitasnya karena tidak bisa berikatan dengan substrat.

Hakikat dan Pandangan Islam terhadap Ilmu

Oleh Astri Sulastri Prasasti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Yogyakarta

Dalam islam menuntut ilmu adalah suatu kewajiban seumur hidup yang harus selalu dijalankan. Manusia dianugerahi Allah dengan fitrah untuk selalu mencari kebenaran. Untuk selalu berpikir karena rasa ingin tahu manusia yang tidak terbatas. Atas dasar itulah manusia menuntut ilmu. Ilmu merupakan hasil akhir dari proses panjang manusia dalam mencari kebenaran. Proses pencarian tersebut pada dasarnya melewati tiga tahap yaitu, dengan akal melalui ilmu pengetahuan, filsafat dan agama. Ketika manusia hanya mengandalkan akalnya pencarian kebenaran manusia akan terhenti pada suatu titik, karena ada sangat banyak hal yang belum bisa dijangkau oleh akal karena keterbatasannya. Misalnya manusa telah mampu mempelajari berbagai benda hidup dan benda mati yang ada di sekitarnya namun ketika muncul pertanyaan apa tujuan dari pencipataan itu, manusia akan mengalami kerancuan dalam menjawab. Sedangkan apabila manusia hanya mengandalkan filsafat dalam pencarian ilmu, manusia akan tetap menemukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab begitu saja, misalnya mengapa batu, tanah , dan benda mati lainnya tidak hidup saja seperti adanya manusia. Untuk itulah diperlukan agama untuk menyelesaikannya. Agama berguna untuk meluruskan keyakinan mengenai pencarian kebenaran dan penyelesaian atas semua masalah yang ada. Kebenaran pada dasarnya hanya milik Allah SWT, Allah menuangkannya kedalam Al quran sebagai pedoman hidup manusia, yang merupakan kebenaran mutlak karena berisi firman-firman Allah. Sebagaimana telah difirmankan dalam QS. Al Ankabut : 43

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami berikan untuk manusia, dan tiada memehaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

Dari ayat ini kita tau bahwa hanya orang-orang yang berilmulah yang dapat mengerti dan memahami semua perumpamaan yang diberikan Allah dalam Alquran maupun alam semesta. Al quran dan alam semesta ini kemudian dikenal sebagai dua sumber ilmu. Ilmu yang berasal dari Alquran disebut dengan ilmu Kauliyah, sedangkan ilmu yang ada dalam alam semesta disebut ilmu Kauniyah. Sesungguhnya ilmu Kauliyah mencangkup juga ilmu Kauniyah karena dalam Al quran dijelaskan juga bagaimana proses penciptaan alam semesta dan berbagai kejadian di alam, Alquran merupakan pembukuan segenap alam semesta. Sama seperti ilmu Kauliyah, ilmu Kauniyah juga secara tersurat menjelaskan ilmu-ilmu Kauliyah yang ada, dengan memberikan bukti-bukti yang nyata atas semua kejadian yang dijelaskan dalam Al quran. Sehingga bisa dibilang ilmu Kauliyah dan Kauniyah saling menafsirkan. Itulah sebabnya tidak ada dikotomi antara ilmu Kauliyah adan ilmu Kauniyah, karena keduanya berjalan beriringan saling melengkapi. Seperti kata Albert Eistein ilmu tanpa agama akan picang. Sebagi bukti bahwa dalam ilmu Kauliyah berisi juga penjelasan ilmu Kauiniyah ada dalam QS Albaqarah : 164

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, lalu dengan air iru Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angina dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi ; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkannya.”

Esensi ilmu yang sesungguhnya adalah apabila kita telah mampu untuk mengaitkan ilmu kauliyah dengan ilmu kauniyah sehingga kebenaran dan keesaan Allah akan semakin tampak sehingga dapat menambah keimanan serta ketakwaan kita kepada Allah sang Pemilik Ilmu. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang akan tampak pada diri pemiliknya yaitu berupa cahaya di wajahnya, rasa takut dalam hatinya dan keisriqamahan dalam tingkah lakuknya serta jujur kepada Allah, manusia lain dan dirinya sendiri. Sehingga kita akan memperoleh tujuan ilmu yang sesungguhnya yaitu untuk beribadah kepada Allah. Manusia dan semua mahluk Allah diciptakan tidak lain adalah untuk beribadah (QS). Menuntut ilmu akan menjadi bukti ketakutan kita kepada Allah. Hal itu karena dengan menuntut ilmu kita akan tau tentang Allah dan kedudukan kita sebagai mahluknya, dengan mengetahua tentang pencipta dan hakikat penciptaan, sejatinya kita akan mengimani dan dengan iman itulah akhirnya muncul ketakwaan sebagai bukti ketakutan kita kepada Allah, sepeti termaktub dalam QS Al Fatiir : 28

“ Hanyalah yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya ini adalah orang-orang yang berilmu”

Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat selama kita masih bernafas. Itu karena ilmu sangat penting bagi kehidupan. Dengan ilmu manusia akan bisa menerjemahkan, memahami dan meneliti serta dapat mengetahui yang benar dan salah, haram dan halal, wajib dan sunat. Tanpa ilmu manusia akan kehilangan arah, manusia tidak akan memiliki pedoman dan takaran dalam bertindak. Manfaat ilmu dalam hidup ini tidak lain untuk menopang kehidupan kita di dunia dan akhirat. Kembali lagi pada hakikat penciptaan manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah, dan ilmu yang hanya bisa diperoleh dengan belajar merupakan salah satu wujud ibadah kepada Allah. Dalam islam menuntut ilmu disamakan dengan jihad fisabililah karena sama-sama menegakkan agama Allah di muka bumi ini. Orang yang menuntut ilmu karena Allah kemudian mengamalkannya maka ia telah menegakan agama Allah. Menuntut ilmu merupakan bukti ketakutan kita yang telah dijelaskan diatas. Menuntut ilmu juga merupakan bukti syukur kita kepada Allah atas anugerah akal pikiran yang telah diberikan kepada manusia. Akal pikiran yang membuat manusia diberi tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi, akal pikiran yang membuat manusia menjadi mahluk paling sempurna, yang membedakan kita dari mahluk Allah lainnya. Sungguh , akal merupakan nikmat Allah yang wajib untuk disyukuri. Wujud syukur itu dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan akal dengan semaksimal mungkin yaitu dengan menuntut ilmu. Makin tinggi ilmu yang dimiliki oleh seseorang, makin tinggi juga derajat orang tersebut di sisi Allah sepanjang ilmunya diamalkan untuk mencari keridhaan Allah, berilmu ilmiah dan beramal amaliah, dalam QS Al-Mujadalah : 11

“Maka, Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang yang diberi ilmu ke berbagai derajat”

hal yang sama dijelaskan dalam QS Thaahaa : 114

“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Dengan fakta dan penjelasan di atas tidak seharusnya ada pertanyaan mengapa kita harus belajar dengan giat khususnya bagi pelajar yang notabene dalam keseharian tugas utamanya adalah belajar. Ilmu sebagai pedoman hidup harus digali dan digali lagi karena ilmu bersifat dinamis. Selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan pemikiran manusia. Selama manusia hidup dan sepanjang manusia masih merasakan fitrahnya dalam mencari kebenaran dan memiliki rasa keingintahuan, ilmu akan selalu berkembang. Maka kita diharuskan untuk belajar dengan giat agar tidak tertinggal dengan perkembangan ilmu yang ada dan bisa memanfaatkannya sebaik mungkin. Belajar dengan giat harus ditopang dengan cara-cara belajar yang baik, dalam Tips Belajar Para Ulama, ada 13 etika belajar yang dapat dijalankan dalam kegiatan belajar kita sehari-hari agar ilmu yang didapatkan bermanfaat, yaitu :

1. Ikhlas; belajar dan bahkan semua kegiatan yang kita lakukan harus diniatkan untuk mencari ridha Allah.
2. Beramal dengan ilmu dan menjauhi maksiat; ilmu diberikan Allah dalam hati manusia dalam bentuk cahaya hidayah, bila hati kita telah terkotori dan menjadi gelap karena maksiat, maka tidak akan ada tempat untuk menerima ilmu. Beramal dengan ilmu maksudnya ialah mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh dalam kehidupan sehari-hari, hindari perkataan tanpa disertai amalan ilmu.
3. Tawadhuk (rendah hati); orang disebut berilmu apabila ia takut kepada Allah sehingga ia tidak menjadi sombong dan tetap rendah hati dengan ilmunya.
4. Menghormati ulama dan majelis; wujud penghormatan ini antara lain dengan tidak ikut nimbrung dalam pembicaraan, tidak memperdebatkan hal yang akan membawa pada permusuhan dengan niat menjatuhkan ulama, tidak memperumit masalah dengan tujuan menguji ilmu si ulama dan tidak mencela ulama.
5. Sabar dalam menuntut ilmu; karena menuntut ilmu memerlukan usaha yang cukup besar sehingga butuh kesabaran yang besar pula.
6. Berlomba dalam menuntut ilmu; seseorang akan tetap memiliki ilmu selama dia belajar jika manusia berhenti untuk menuntut ilmu, ia termasuk orang yang bodoh. Berlomba dalam menuntut ilmu dapat diwujudkan dengan banyak bertanya sebagai kunci ilmu dengan catatan pertanyaan yang diajukan untuk menambah ilmu yang dimiliki dan antusias kepada buku-buku sebagai penolong dalam mencari ilmu. Buku diperlakukan bukan sebagai sumber ilmu karena dengan memperlakukan buku sebagai sumber ilmu akan memberi dampak kemalasan untuk bertanya kepada ulama dan akan menimbulkan pikiran sempit bahwa dari buku saja ilmu yang diperoleh sudah mencukupi.
7. Jujur dan amanah, ilmu merupakan amanah yang harus disampaikan dan kita harus jujur dalam penyempaian ilmu tersebut dengan tidak mengada-ada yang sebenarnya memang tidak ada.
8. Menyebarkan ilmu dan mengajarkannya, dalam menyebarkan ilmu kita harus mengetahui kapasitas si penerima dan teknik serta tingkatan ilmu yang kita berikan, agar ilmu tersebut bisa bermanfaat.
9. Zuhud, jangan condong pada dunia. Zuhud tidak berate meninggalkan dunia secara utuh karena justru di dunia ini banyak pelajaran yang bisa kita ambil.
10. Mengoptimalkan waktu dengan mengoptimalkan masa muda, jangan menunda pekerjaan dan memeksimalkan waktu giat, yaitu saat pikiran kita jernih dan siap menerima ilmu pengetahuan, karena waktu tidak pernah bisa kembali.
11. Mendiskusikan ilmu agar tidak lupa, yang menghilangkan ilmu adalah lupa dan tidak pernah melakukan repetisi atau pengulangan.
12. Menjaga wibawa dan rasa malu, karena merupakan pakaian dan hiasan bagi ilmu. Orang yang berilmu akan terlihat dalam ucap dan perilakunya bila ilmu tersebut benar-benar telah diamalkan.
13. Pergaulan yang baik, yaitu dengan memilih lingkungan dan bersahabat dengan hal-hal yang dapat memberikan manfaat dunia dan akhirat.

Kejarlah ilmu hingga ke negei Cina, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW. Dengan ilmu hidup akan lebih terarah, dengan ilmu hidup akan lebih mudah, dan dengan ilmu manusia akan dapat merasakan keindahan serta manfaat hidup itu sendiri. Ali bin Abu Thalib berkata : Ilmu memiliki banyak keutamaan, kepelanya adalah tawadhuk, matanya adalah berlepas diri dari sifat dengki, telinganya adalah pemahanman, lisannya adalah kejujuran, hafalan adalah muroja`ah. Hatinya adalah niat yang baik, akalnya adalah mengetahuai perkara yang wajib. Tangannya adalah rahmat, kakinya adalah mengunjungi para ulama, cita-citanya adalah keselamatan, hikmahnya adalah kewibawaan. Tempat tinggalnya adalah kejayaan, komandannya adalah sifat pemaaf. Kendaraannya adalah menepati janji, senjatanya kata-kata yang lembut, pedangnya adalah sifat ridha. Busurnya adalah sikap lunak. Tentaranya adalah dekat dengan ulama, hartanya adalah etika yang baik. Harta simpanannya adalah menjauhi dosa, bekalnya adalah kebaikan, airnya adalah kasih sayang, penunjuk jalannya hidayah dan sahabat karibnya adalah bergaul dengan orang-orang baik.

Perkara Belajar Ternyata Kompleks

Oleh Astri Sulastri Prasasti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Yogyakarta

Belajar adalah proses panjang yang dilalui manusia sepanjang hidupnya, sehingga manusia disebut sebagai `Life Long Learner`. Tidak ada pembatasan definisi belajar secara pasti karena dengan mendefinisikan pengertian belajar malah akan mempersempit makna belajar itu sendiri, namun kesuksesan belajar dapat dilihat dalam sikap dan tingkah laku si pemiliknya . Al Qarni dalam bukunya Tips Belajar para Ulama menyebutkan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menambah ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWt yang diperlihatkan dalam sikap dan perbuatan si pemiliknya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang mengatakan belajar adalah proses dari tidak tau menjadi tau, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Pengertian ini pun tidak salah karena pemahaman dan penguasaan ilmu memang menjadi tujuan utama dalam belajar. Manusia mengalami perkembangan pikiran seiring dengan berkembangnya zaman. Oleh karena itu tidak ada alasan manusia untuk tidak belajar, karena jika tidak ia akan tertinggal dengan semua kemajuan yang ada baik dalam bentuk teknologi komunikasi maupun ilmu fisik lainnya. Belajar merupakan bentuk ibadah dan syukur kepada Allah SWT. Karena dalam proses belajar kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang dengan mendalaminya akan dapat meningkatkan derajat ketakwaan dan keimanan kepada Allah. Dan beribadah adalah kodrat manusia sebagai mahluk ALLah. Hal ini terdapat dalam QS.Adz dzariyaat : 56 yang artinya

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepa Ku”

Selain itu dalam belajar manusia dituntut untuk mengeksplorasi semua potensi atau kemampuan yang ada dalam dirinya, baik itu potensi yang telah ada sejak manusia itu dilahirkan (bakat) maupun potensi yang baru diketahui setelah menjalani berbagai proses (potensi eksternal). Ternyata belajar bukan sekedar memahami ilmu yang dapat diperoleh di sekolah secara akademik (hard skill) maupun institusi pendidikan lain. Belajar juga termasuk menimba ilmu keterampilan (soft skill) yang dapat diperoleh di masyarakat melalui organisasi dan kegiatan lainnya.

Prinsip Belajar
Dalam belajar ada dua prinsip yang digunakan yaitu komitmen dan praktek. Komitmen adalah bentuk kesungguhan niat seseorang dalam menimba ilmu pengetahuan. Komitmen sendiri terdiri dari komitmen secara fisik, ditunjukkan dengan kesungguhannya mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai sumber belajar ; komitmen secara mental, merupakan kesiapan internal yang harus dimiliki oleh seorang pembelajar untuk bisa menerima semua pelajaran yang ditekuninya, dan yang terakhir adalah komitmen secara emosional, yaitu kesiapan untuk mengenyampingkan semua perasaan yang akan mengganggu proses belajar sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan kondusif. Namun, semua komitmen yang telah dijelaskan tadi tidak akan memiliki makna berarti tanpa praktek. Tanpa mempraktekan ilmu yang telah diperoleh dalam proses belajar, maka pemahaman yang dengan susah payah digali tidak akan pernah terwujud, dan semua proses panjang tadi akan menjadi hampa tanpa makna. Praktek merupakan kunci penguasaan materi dan wujud kristaslisasi tujuan belajar itu sendiri yaitu bermanfaat dalam proses kehidupan baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat secara umum.

Strategi Belajar
a. Belajar Efektif
Belajar efektif bergantung pada modalitas belajar indrawi yang tepat dan penggunaan waktu yang baik. Dengan memaksimalkan modalitas belajar indrawi yang dimiliki, proses belajar akan semakin mudah, demikian juga dengan penggunaan waktu yang tepat. Modalitas belajar indrawi adalah kemampuan menusia memanfaatkan kepekaan indra tubuh yang dimiliki untuk mendukung penerimaan materi dalam kegiatan belajar. Secara umum modalitas belajar indrawi dapat dibagi menjadi visual, auditori, kinestetik dan tactile. Pelajar visual akan lebih mudah memahami sesuatu dengan pemanfaatan pengelihatannya. Sedangkan pembelajar auditori lebih peka menggunakan pendengaran, kinestetik dengan praktek secara langsung atau menggerakkan anggota tubuh nya, dan tactile menggunakan perasaannya. Waktu belajar juga dapat disesuaikan karena tiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda, pagi, siang, sore bahkan larut malam. Sesungguhnya modalitas belajar bukan menjadi tolak ukur dalam penguasaan materi, namun memungkinkan untuk memudahkan proses belajar. Jadi sebelum menjalani proses belajar kenali dulu gaya belajar apa yang tepat, tidak melulu harus terpaku dengan satu gaya belajar.

b. Belajar Efisien
Belajar efisien lebih menitikberatkan pada where, when dan who. Ada banyak tempat, waktu dan orang yang memberi kita peluang untuk menggali informasi yang dapat digunakan sebagai bahan belajar. Kita tidak harus belajar sebatas di sekolah , di rumah yang waktunya pun dibatasi. Dengan tidak membatasi dimana kita dapat belajar, kapan dan dengan siapa ilmu diperoleh, pengetahuan yang didapat akan semakin kaya dan banyak.

c. Belajar Bijak
Menjadi orang bijak bukan berarti menjadi orang monoton yang hanya menerima semua masalah dengan lapang dada. Bijak dalam belajar justru ditunjukkan dengan kegigihan untuk memperoleh materi. Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan, kesuksesan dan kesulitan, namun sayangnya hanya sedikit orang yang mampu menggali ilmu dari semua porses logis yang dialami oleh seorang pembelajar. Tidak ada satu orang sukses di dunia ini yang tidak pernah mengalami fase-fase tadi. Hanya mereka-mereka yang gigih dan bisa mengambil hikmah yang ada di dalamnya mampu menunjukkan keunggulannya dalam belajar.

Proses Berpikir
Belajar pada hakikatnya adalah bagian dari proses berpikir. Proses berpikir juga memiliki makna yang luas. Kegiatan dalam berpikir dan memproses informasi yang diperoleh antara lain :


1. Rekoreksi
Rekoreksi adalah tahap awal proses berpikir yang akan terjadi setelah kita menerima informasi. Informasi yang diperoleh akan masuk ke Short Term Memory (memori jangka pendek) selanjutnya otak akan kembali membaca memori tersebut untuk segera dikenali dan diproses lebih lanjut.
2. Pemolaan
Seteleh otak mengenali dan membaca informasi yang diperoleh dalam memori selanjutnya akan dibuat pola-pola terstruktur agar informasi tersebut dapat dengan mudah dicerna. Pembentukan pola-pola ini bergantung pada usaha berpikir dan kemajuan pikiran orang yang memilikinya. Karena kemapuan untuk memola informasi bersifat subyektif.
3. Menelusur jalur
Kemudian pola yang sudah terbentuk tinggal ditelusuri dengan lebih detail cabang-cabang penghubung pada pole informasi. Menelusur jalur ini bertujuan untuk memberi pemahaman ujung dan pangkal sebuah informasi yang diperoleh sehingga tidak akan ada kerancuan dalam mempelajarinya.
4. Mengerti
Sudah banyak tahap yang dilalui tinggal kemudian dicocokan antara pola yang sejak awal dibuat dengan perhatian yang muncul saat menerima informasi tersebut.
5. Membayangkan
Pada tahap ini diharuskan untuk meninjau kembali semua pola, struktur dan kajian yang telah terbentuk dengan membayangkannya secara nyata. Dengan ini, informasi yang telah diolah akan semakin baik dicerna oleh pikiran kita.
6. Navigasi
Navigasi sebagai tahap terakhir bepikir yaitu dengan membuka cakrawala dan jalan pengetahuan kita sebagai pembelajar. Tahap navigasi sangat dipengaruhi oleh proses-proses sebalumnya, jika pada tahap ini terjadi kesalahan kemungkinan besar kesalahan tersebut ada pada langlah-langkah sebelumnya.

Proses berpikir juga tidak melulu berjalan linear, tetapi mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang akan ditempuh. Salah satu cara berpikir yang diperlukan dalam belajar adalah berpikir kritis.

Berpikir Kritis
Berpikir kritis pada hakekatnya adalah tidak untuk mencari jawaban semata tetapi lebih untuk mempertanyakan fakta-fakta atau informasi yang diperoleh yang bertujuan untuk mencari solusi terbaik. Jadi salah besar jika ada orang yang menyatakan berpikir kritis berarti menumbangkan sebuah informasi yang telah tersusun. Berpikir kritis sangat diperlukan dalam penggalian ilmu karena tanpa berpikir kritis ilmu yang diperoleh tidak akan berkembang. Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam berpikir kritis yaitu :
1. Interpretasi
Interpretasi dan analisis bertujuan untuk lebih memahami informasi yang diperoleh. Namun lebih khusus lagi, pada tahap interpretasi kita mengeluarkan informasi menurut versi sendiri yang sebelumnya telah diterima untuk ditinjau kembali.
2. Analisis
Langkah selanjutnya adalah menganalisis semua hal yang berhubungan dengan informasi. Darimana informasi tersebut berasal, bagaimana penjabarannya dan lain-lain.
3. Evaluasi
Tahap evaluasi kita dituntut untuk menilai dan menimbang dampak dan manfaat apa yang akan diperoleh dengan mengkritisi suatu informasi. Apakah akan memberi manfaat bagi orang banyak atau malah membawa dampak buruk untuk selanjutnya diputuskan apakah informasi tersebut layak untuk dikritisi.
4. Interferensi
Kemudian yang seharunya dilakukan adalah membandingkan informasi yang telah berhasil kita susun dengan informasi sebenarnya dari orang lain. Agar jika terdapat kesalahan dalam penerimaa informasi dapat diketahui lebih dini.
5. Penjelasan
Menjelaskan hal-hal yang dikritisi merupakan puncak dari proses berpikir kritis. Menjalaskan semua informasi yang telah diperoleh sebelum dan setelah disusun kembali dengan berbagai argumen yang menguatkan.
6. Self regulation
Dengan memberi penjelasan secara langsung akan ada feed back yang berupa penambahan, pengurangan atau bahkan sanggahan informasi. Disini diperlukan self regulation untuk memberikan respon terbaik atas semua feed back yang diterima. Inti dari self regulation adalah koreksi diri serta pembukaan pikiran atau open mind terhadap orang lain.

Motivasi Belajar
Arti dari motivasi itu sendiri adalah dorongan atau sebab yang membuat orang melakukan tindakan tertentu. Dalam hal belajar, motivasi belajar adalah alasan-alasan yang mendorong orang untuk terus belajar. Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar karena tanpa adanya motivasi tidak akan ada kekuatan yang membuat komintmen dan tujuan awal dari belajar dapat terealisasi. Ada tiga jenis motiasi yaitu fear motivation (motivasi karena ketakutan), achievement motivation (motivasi karena pencapaian) dan inner motivation (motivasi dari dalam)
Fear Motivation
Ada orang yang hanya bisa melakukan sesuatu karena takut. Ketakuatan yang ada bisa bersifat negative maupun positif. Ketakutan positif bermanfaat untuk mendorong melakukan sesuatu untuk kemajuan dirinya. Misalnya saja ada anak yang belajar dengan takun karena takut masa depannya akan suram.
Achievement Motivation
Achievement motivation adalah motivasi yang pada umumnya dimiliki oleh banyak orang. Keinginan untuk mencapai sesuatu memberikan dorongan kuat untuk melakukan berbagai tindakan agar tujuan yang dimaksud terlaksana. Misalnya adalah keinginan untuk memjedi seorang insinyur, dokter, atau motivasi untuk mendapatkan sebuah penghargaan bergengsi.
Inner Motivation
Secara hakiki inner otivation adalah motivasi sesungguhnya yang dimili oleh seseorang. Keyakinan dan kemuan kuat tertanam dalam dirinya sehingga menjadi kekuatan besar yang dapat digali untuk melakukan banyak hal. Kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang benar-benar dibutuhkan dalam belajar. Orang yang memiliki motivasi dalam diri yang kuat tidak akan pernah menyerah walaupun banyak mengalami kegagalan dan kesulitan.

Hambatan Belajar
Secara umum hambatan belajar bersifat subyektif. Masalah yang dialami tiap orang berbeda-beda begitu juga dengan hambatan yang dialami dalam belajar. Ada hal-hal yang mungkin menjadi hambatan bagi kita namun belum tentu menjadi hambatan bagi orang lain begitu juga sebaliknya. Tetapi hambatan dapat diklasifikasikan menjadi hambatan yang berasal dari luar (eksternal) dan hambatan yang berasal dari dalam diri (internal). Hambatan yang berasal dari luar dapat berupa gangguan dari lingkungan yang buruk yang tidak mendukung terjadinya proses belajar yang baik, pengaruh teman, masalah dengan orang tua, keuangan dan banyak lagi. Sedangkan hambatan yang beriasal dari dalam lebih kepada perasaan dan emosi serta motivasi seseorang. Rasa malas, emori yang tidak stabil dan low motivation (motivasi yang rendah) akan memberi hambatan yang cukup berarti. Karena hambatan berifat subyektif maka penanganannya pun bersifat subyektif tergantung apa yang menjadi hambatan. Maka terlebih dahulu kita harus mengenali diri sendiri dengan meluruskan niat agar sebesar apapun masalah yang dihadapi dapat etrtanggulangi dengan baik.

Study Regulation
Study regulation diperlukan untuk mengethui apa-apa saja yang harus dilakukan oleh seorang pembelajar agar proses belajar menjadi lebih mudah dan berjalan dengan baik. Peraturan-peraturan dalam belajar sebenarnya sederhana yaitu adanya sebuah manajemen, baik itu menejemen diri maupun menejemen waktu.

Manajemen Diri
Bentuk menejemen diri dapat berupa semangat, kedisiplinan dan pemanfaatan potensi semaksimal mungkin. Semangat diperlukan untuk terus memompa kekuatan diri saat kejenuhan dan banyak hambatan lain menghadang. Dengan semangat seseorang dapat menjadi pejuang yang kokoh dan dalam proses belajar akan manjadi pembelajar yang tanggguh. Sama saperti semangat, kedisiplinan diri juga memberi dampak bagi kesuksesan belajar. Kedisiplinan diperlukan agar semua tujuan belajar dapat tercapai tercapai. Kedisplinan dapat dipupuk dengan memberikan penghargaan dan hukuman. Penghargaan saat kita telah berhasil mencapai yang menjadi sasaran belajar sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mobilitas belajar itu sendiri. Hukuman jelas memberi pengaruh besar pada kedisiplinan seseorang. Istilah bisa karena terbiasa bermain dalam prakteknya. Kedisiplinan secara otomatis akan meningkat dengan diberi pemanis berupa hukuman-hukuman yang bersifat mengikat. Selanjtnya adalah upaya mengembangkan potensi diri. Penting bagi seorang pembelajar mengethui potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk dikembangkan. Ditambah mencari apa saja potensi yang dapat digali dalam dirinya. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan membuat wilayah aman (safety zone) dan wilayah tidak aman (unsefty zone). Semua orang tanpa terkecuali pasti memiliki wilayah aman yang dimiliki yaitu berupa keahlian pribadi yang dari awal memang sudah terbiasa digunakan. Semua kebiasaan yang kita lakukan dan semua kegiatan yang telah kita coba adalah wilayah aman. Sedangkan wilayah tidak aman adalah wilayah diluar wilayah aman yang harus kita cari sendiri. Jangan takut untuk melangkah dan jangan takut mengambil resiko adalah kunci untuk mencari wilayah aman kita. Cobalah semua kegiatan yang sebelumnya tidak pernah kita coba atau bahkan kita sendiri takut untuk mencobanya. Kita tidak pernah tau, mungkin saja potensi diri kita yang belum pernah terasah ada pada bidang yang kita takuti. Dengan semakin banyak mencaoba maka lama-kelamaaan wilayah tidak aman akan berubah menjadi wilayah aman dan begitu seterusnya. Hasilnya sangat positif, kita dapat menambah keahlian dan mengetahui potensi yang dimiliki dalam satu waktu. Pengetahuan yang diperoleh pun semakin menggunung.

Manajeman waktu
Waktu adalah sesuatu hal yang paling berharga dalam hidup karena tidak dapat termiliki dua kali. Waktu tidak dapat kembali dan diputar sesuai keinginan kita. Wakti terus berjalan tanpa henti barang sedikit. Andai saha waktu memiliki wujud mungkin waktu akan sangat mengerikan karena paling dictator dan tak kenal kompromi. Oleh karena itu kita harus menggunakan waktu sebaik-baiknya sebelum dia beranjak pergi. Dalam islam ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam usaha meningkatkan manajeman waktu diantaranya :


1. Membuat daftar kerja harian
Membuat daftar kejra harian akan sangat bermanfaat dalam mengatur waktu yang kita miliki. Dengan membuat daftar kerja harian kita akan mengetahui apa yang akan dilakukan sehingga waktu dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa ada yang terbuang percuma. Membuat daftar keerja harian juga membantu menentukan skala prioritas.
2. Membuat skala prioritas
Skala prioritas adalah susunan kegiatan mulai dari yang penting dan mendesak hingga tidak penting dan tidak mendesak. Membuat skala prioritas dapat membantu kita menentukan kegiatan apa yang pertama-tama akan dikerjakan terlebih dahulu untuk menghindari ketersia-siaan waktu karena melakukan hal yang tidak mendesak dan tidak penting.
3. Memecahkan proyek besar menjadi pekerjaan teratur dalam jangka waktu tertentu
Proyek besar akan sangat menyita waktu jika tidak disiasati dengan baik, sehingga ada banyak kegiatan yang tertunda. Salah satu cara mensiasatinya ialah dengan membaginya menjadi tugas-tugas kecil yang teratur dan diperhitungkan dengan waktu pengerjaannya. Maka waktu yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
4. Jangan menunda
Menunda adalah kebiasaan buruk yang semua orang pasti pernah melakukannya, bahkan sering. Jangan menunda menjadi kunci dari menajemn waktu karena serapi apa pun jadwal yang dibuat, serapih apa pun skala prioritas yang disusun tidak akan dapat berjalan jika masih ada penundaan. Seperti kata Aa Gym, “mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai sekarang juga !”
5. Prinsip 80/20
Prinsip 80/20 maksudnya ialah 20% melakukan kegiatan tetapi mendapat 80% hasil. Jadi memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin agar mendapat hasil yang sebanyak-banyaknya.
6. Respon cepat
Respon yang cepat juga dibutuhkan dalam pemanfaatan waktu yaitu dengan bereaksi cepat maka masalah tidak akan berkepanjangan sehingga waktu pun tidak terbuang percuma.
7. Tegas
Tegas dalam pemanfaatan waktu otomatis akan memberikan pengaruh yang positif dalam pemanfaatan waktu
8. Menyediakan waktu santai
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin bukan berarti kerja atau belajar terus menerus tanpa ada istirahat. Banyak para ulama yang bilang bahwa 4x5 lebih baik daripada 2x10. maksudnya adalah menyediakan waktu istirahat sangat penting untuk menjaga kestabilan dalam belajar. Belajar terus menerus dengan waktu istirahan yang sedikit malah akan memeras otak dan memberlukan energi yang lebih banyak.

Ada tujuh prinsip manajeman waktu yang kreatif menurur DR Jan Yager : selalu aktif (bukan reaktif), tentukan sasaran, tentukan prioritas dalam bertindak, pertahankan focus, ciptakan tenggang waktu yang realistis, dan lakukan DOIT NOW :
D = Divide (bagi-bagi tugas)
O = Orginize (atur bagaimana melaksanakannya)
I = Ignore (abaikan gangguan)
T = Take (ambil resiko)
N = Now (sekarang harus dijalankan)
O = opportunity (jangan sia-siakan kesempatan)
W = Watch out (waspada dengan waktu)

Dengan mengetahui seluk beluk belajar diharapkan kita semua dapat membuat belajar menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan sehingga kita semua dapat merasakan manfaatnya. Sesungguhnya ini semua hanya sebagai penolong dalam proses pembelajaran, bukan menjadi tolak ukur yang mengikat. Pada dasarnya hanya kita yang mengenal baik tentang kelebihan, kekurangan serta kemampuan yang kita miliki. Kuncinya, milikilah semua itu dengan sempurna. Jangan jadikan kekurangan sebagai hambatan, taklukanlah. Sebaliknya jangan jadikan kelebihan sebagai satu-satunya tobak, persenjatailah dengan ahlak yang baik. Kemampuan yang Allah berikan adalah anugerah tak terbayarkan, jangan biarkan semuanya sia-sia, manfaatkanlah. Orang-orang yang mengenal dirinya sendiri adalah orang yang mengenal Tuhannya, Allah SWT.