Jumat, 02 Oktober 2009

Chicken Soup for “The Siners”

Hidup dan dosa adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan sedikitpun. Bukan hanya bagi kita orang yang sudah jelas-jelas mandi dalam kubangan dosa tetapi juga mereka orang-orang yang katanya suci dan berjubahkan pahala. Jika saja orang suci itu mau mencoba jujur pada dirinya sendiri, bahkan percayalah merekapun malu pada dosa-dosa yang telah mereka lakukan.

Terkadang apa yang kita lakukan menjadi sangat jelas terlihat hitam dan putih. Tidak ada abu-abu atau warna lain yang memiliki arti ambigu. Hanya saja hati dan pikiran kita tidak cukup kuat untuk mengakui kebenaran akan warna yang jelas tampak. Lebih dari itu, semua yang dilakukan dianggap legal tanpa batas.

Terkadang kita pun sadar yang kita lakukan adalah sebuah kesalahan fatal dalam hidup bahkan jika lengah sedikit saja akan mampu menghancurkan dunia yang selama ini membesarkan kita. Namun lagi-lagi, hati dan pikiran kita tidak cukup kesatria untuk mengakuinya sebagai sebuah kebenaran. Atau lebih baik lagi bila mampu berpaling dan berlari sejauh mungkin. Karena memang tidak ada satupun alasan untuk bertahan. Yang ada hanyalah menunggu kehancuran itu benar-benar ada di depan mata dan kita hanya mampu meneteskan air mata tanpa kata-kata.

Terkadang kita tersadar bahwa semua yang dikatakan oleh malaikat-malaikat sekitar kita adalah benar adanya. Tidak ada sedikitpun keraguan karena memang itu yang benar-benar terjadi dalam realita. Namun, tetap saja kesadaran itu perlahan pupus saat kembali menjajaki jalan panjang dosa dan kebodohan. Hati dan pikiran kita ternyata masih juga belum dapat mengakuinya sebagai sebuah kebenaran. Ahhhh …rasanya percuma nyanyian malaikat itu. Toh pada akhirnya keadaan ini tetap sama, dan kita adalah kita tidak juga berubah.

Bukan buta dan tidak punya mata,
Bukan tuli dan tidak punya telinga,
Bukan pula mati rasa yang tidak memiliki indera

Hanya saja, hati dan pikiran kita membeku terbuai dalam lumuran dosa yang diwarnai dengan keindahan, ketenangan. Kesakitan dan air mata berbalut senyum kepuasan. Bayangkan saja, siapa yang menolak mendapatkan semua keindahan itu ??
Tapi tenang …semua yang terjadi di dunia ini pasti memiliki awal dan akhir juga memiliki penyelesaian yang indah. Hanya masalahnya sekarang, ada pada diri kita sendiri. Cukup kuatkah kita menjadi seorang kesatria yang berani mengatakan “ya atau tidak” ? Cukup mampukah kita melawan setan-setan yang berkeliaran yang terus saja menggoda dan tertawa saat kita masuk dalam lubang hitam ? jawab itu dan segera lakukan, bergeraklah ! Karena ingat, tidak ada satupun alasan untuk bertahan…tidak ada satupun.

Sejak dulu, sekarang dan sampai kapanpun akan ada jalan jika kita mau membuatnya. Tidak pernah berubah, karena kemauan adalah inisiator handal yang membutuhkan pembuktian nyata yang tidak hanya tersimpan rapat dalam lubuk hati sana. Jalan terang akan ada jika kita mau sedikit saja bergeser dari posisi dimana kita berdiri sekarang dan mencoba melihat segalanya dari kaca mata lain. Kaca mata kejujuran yang hakiki.








Tertulis dalam pena, Aku,
Orang yang hingga kini belum mampu menjalani hidup berhiaskan kesucian
Namun,
Akan terus mencoba untuk mencari kejujuran hakiki…