Kamis, 25 September 2008

Hepatitis dalam Epidemiologi serta Hubungannya dengan Terwujudnya Masyarakat Madani

Hepatitis adalah penyakit radang hati yang dapat disebabkan oleh virus, senyawa kimia hingga penggunaan obat-obatan tradisional. Hepatitis dalam bahasa awam sering disebut lever atau sakit kuning. Padahal lever _liver_ itu sendiri adalah hati dalam bahasa Inggris. Dari keseluruhannya kasus yang paling sering terjadi ialah yang disebabkan oleh infeksi virus A,B,C,D,E,F dan G. Penyakit hepatitis bisa tergolong penyakit akut ( hepatitis A ) dan penyakit kronik ( Hepatits B dan C ) yang bahkan dapat berkembang menjadi kanker hati. Dikatakan penyakit akut jika berlangsung kurang dari 6 bulan, kronik lebih dari 6 bulan.

Hepatitis yang disebabkan oleh virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu yang cukup lama dengan diet dan istirahat.

Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh hepatitis A virus ( HAV ) yang penularannya bisa melalui fecal oral ( makanan dan minuman yang terinveksi virus HAV ) maupun melalui parenteral ( jarum suntik ). Hepatitis A lebih banyak diderita oleh anak-anak dan remaja atau orang yang berusia muda dibandingkan dengan usia lanjut dan banyak ditemukan pada negara-negara berkembang yang memiliki sanitasi lingkungan buruk. Hepatitis A termasuk dalam kategori penyakit akut dan jarang menjadi kronis serta bias sembuh dengan sendirinya.

Pada anak-anak terkadang tidak tampak gejala-gejala khusus, namun pada orang dewasa sering ditemukan gejala mirip flu, demam, tidak nafsu makan, diare, sakit perut, lemah, lesu, bahkan muntah-muntah berkepanjangan hingga menyebabkan badan penderita menjadi lemas. Secara umum, penderita hepatitis A akan melalui fase :

Fase pendahuluan (prodromal) : fase dimana timbulnya gejala-gejala hepatitis, terjadi

dalam waktu 1-2 minggu.

Fase Kuning (Ikterik) : fase puncak dimana penderita mengalami gejala kuning pada

kulit dan mata sehingga dalam masyarakat hepatitis A sering

disebut penyakit kuning, 2-3 minggu.

Fase Penyembuhan (Konvalesensi) : fase hilangnya gejala hepatitis, kurang lebih 1

bulan.

Untuk lebih meyakinkan penyembuhan hepatitis A ini dapat dilakukan tes enzim hati, SPGT, SGOT, bilirubin maupun asam empedu. Dan untuk pencegahannya bisa dilakukan dengan imunisasi dalam bentuk sendiri (Havrix) atau dalam bentuk kombinasi dengan vaksi hepatitis B (twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan 2 kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian,sementara imunisasi hepatitis B dilakukan 3 kali yaitu dasar, satu bulan dan enam bulan kemudian.

Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh Hepatitis B Virus (HBV) yang penularannya melalui darah ataupun produk darah diantaranya penggunaan jarum suntik bersama, transfusi darah, gigitan manusia dan hubungan seksual. Ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkannya kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B tergolong penyakit kronis yang dapat berkembang menadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati seperti yang terjadi di Negara-negara timur dan Afrika. Pengobatan hepatitis B menggunakan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobin yang mengandung antibody terhadap hepatitis B yang diberikan selama 14 hari setelah paparan.

Hepatitis C

Hepatitis C disebabkan oleh Hepatitis C Virus (HCV), penularannya juga bias melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bersama serta dari ibu kepada bayinya. Dari kesemuanya, hepatitis C yang paling berbahaya. Sama separti hepatitis B, hepatitis C juga dapat berkembang menjadi hepatitis menahun, siriosis, kanker hati bahkan sering kali berujung kematian. Virus hepatitis C adalah suatu virus Rna dari keluarga Flaviriradae. Terdapat 6 genotipe dan lebih dari 50 subtipe. Setiap subtype masing-masing berbeda sekitar 20-23 % berdasarkan perbandingan keseluruhan genom. Respons limfosit T yang menurun dan kecenderungan virus unuk bemutasi nampaknya menyababkan tingginya angka infeksi kronis.

Hepatitis D

Hepatitis D disebabkan oleh Hepatitis D Virus (HDV) atau virus delta yang merupakan virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk mereplikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Gejala munculnya penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh sendiri, kecuali bila terjadi pada kehamilan, khususnya trisemester ketiga, dapat menyebabkan kematian. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

Hepatitis F

Hingga saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

Hepatitis G

Gejala serupa dengan hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik.

Semua jenis peyakit hepatitis dapat dihindarkan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, menjalankan perilaku hidup bersih dalam kegiatan sehari-hari, menghindari kegiatan seksual yang beresiko serta menghindari penggunaan jarum suntik maupun sikat gigi bersama. Disamping itu, penyakit hepatitis dilansir dapat dicegah dan diobati menggunakan herbal. Karena beberapa jenis herbal memiliki efek seperti hepatoprotektor yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik, juga bersifat antiradang, kolegogum, dan khloretik yaitu meningkatkan produksi empedu dalam hati.

Beberapa jenis tumbuhan herbal tersebut antara lain temulawak (Curcuma xanthirhiza), kunyit (Curcuma longan), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllantus urinaria). Namun, tumbuh-tumbuhan herbal tersebut harus terlebih dahulu melewati penelitian panjang yang nanti baru bisa ditetapkan sebagai obat yang telah teruji secara klinis dalam labolatorium.

Seringkali penyakit hepatitis ini termasuk dalam KLB ( Kejadian Luar Biasa ) di beberapa daerah. KLB adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan kejadian mewabahnya suatu penyakit dengan meningkatnya angka mordibilitas dan mortalitas yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Dalam KLB tidak ada batas-batas angka tertentu, hanya saja ada beberapa karakteristik kejadian untuk memenuhi KLB, yaitu :

1. Munculnya suatu penyakit menular yang sebalumnya tidak pernah ada

2. Meningkatnya mordibilitas dalam 3 kurun waktu berturut-turut

3. Meningkatnya mortalitas 2 kali lipat dibandingkan periode sebelumnya

4. Jumlah accidence rate meningkat dua kali lipat atau lebih dibandingkan

dengan angka rata-rata perbukan periode sebelumnya

Penyebaran penyakit hepatitis ini sangat erat kaitannya dengan salah satu ruang lingkup dalam epidemiologi yaitu kesehatan lingkungan. Konsep lingkungan itu sendiri adalah segala benda, kondisi, daya dan keadaan yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun kehidupan mahluk lain yang terdiri atas unsur biotik, unsur abiotik dan unsur budaya dalam bentuk norma serta nilai-nilai kehidupan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dapat digambarkan dalam bagan menurut H.L.Bloom.


Keempat elemen tersebut yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik memang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kesemua faktor dapat dimanipulasi kecuali faktor genetik. Jadi dalam setiap usaha peningkatan kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan ialah dari segi lingkungan, perilaku kesehatan dan pelayanan kesehatan. Tidak hanya pada kasus hepatitis tetapi juga hampir seluruh penyakit mengacu pada bagan tersebut.

Masyarakat akan bisa menerapkan semua program kesehatan dengan baik termasuk dalam usaha pencegahan penyakit bila telah terbentuk masyarakat yang madani. Masyarakat madani memiliki arti yang begitu kompleks dari berbagai sudut pandang yang berbeda, beberapa pengertian masyarakat madani sebagai berikut :

Masyarakat madani dengan tokoh John Lock atau Montesquieu berasal dari barat, yaitu biasa disamankan dengan Civil Society (masyarakat sipil). Pandangan ini merupakan pandangan dari segi politik yang bertujuan untuk meghindari pemerintahan yang absolute.

Dalam studi kenegaraan masyarakat madani adalah masyarakt yang berbudaya agamis sesuai dengan keyakinan individu, masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasihyang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan merevitalisasikan adab serta tradisi lokal.

Menurut Nurcholish Madjid, madani berasal dari kata madinah yang diabil dari dana yadinu yang berarti tunduk, patuh dan taat. Maka, masyarakat madani mengandung konsep pola kehidupan yang patuh pada hukum Allah SWT sebagaimana dipegang oleh Islam dengan sistem God Centered.

Istilah masyarakat madani sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Anwar Ibrahim (ketika itu menjabat sebagai menteri keuangan dan Timbalan Perdana Menteri Malaysia, 26 September 1995 ). Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab Mujtama yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas ( ahli sejarah dan peradaban Islam ), madani berarti beradab. Maka masyarakat madani adalah masyarakat yang mengambil contoh historis Islam pada peradaban nabi Muhammad SAW yang secara kualitatif dapat dibandingakan dengan masa ideal zaman sekarang.

Dari semua pengertian-pengertian tadi dapat ditarik pengertian bila masyarakat telah mampu mencapai masyarakat madani dengan sepenuhnya maka secara otomatis perilaku dan pandangan masyarakat terhadap lingkungan akan berubah sehingga otomatis kesehatan masyarakat pun terwujud dengan sendirinya. Karakteristik yang harus dipenuhi untuk mewujudkan masyarakat madani ialah Free Public Sphere (ruang public yang bebas), Demokratisasi, Toleransi, Pluralisme positif, Social Justice (keadilan social), Partisipasi sosial dan Supremasi hukum. Untuk mewujudkan masyarakat madani diperlukan kekompakan dari seluruh elemen masyarakat. Mari wujudkan masyarakat madani, hepatitis dan wabah penyakit lain tidak akan menjadi ancaman yang mengerikan bagi kita semua.

Diambil dan dikembangkan dari berbagai sumber